Qatar Tegaskan Posisinya Sebagai Tuan Rumah Piala Dunia Tidak Boleh Digugat

Sekretaris Jenderal Hassan Al-Thawadi (nomor tiga dari kiri) dari Komite Tertinggi Qatar untuk Komite Penyelenggara Piala Dunia 2022, memberi keterangan kepada media saat akan dimulainya pembangunan Stadion Al-Khor di Al-Khor, 21 Juni 2014. (Foto: dok).

Qatar, Rabu (11/10), mengecam keras para pejabat Uni Emirat Arab yang mempertanyakan posisi Doha sebagai tuan rumah Piala Dunia FIFA 2022. Qatar mengatakan, turnamen itu tidak untuk didiskusikan atau dinegosiasikan menyusul krisis diplomatik yang melanda kawasan tersebut.

Pertikaian menyangkut Piala Dunia ini berlangsung menyusul sikap empat negara, termasuk Uni Emirat Arab, yang telah memboikot Qatar selama berbulan-bulan karena ada dugaan negara itu mendukung ekstremis dan menjalin hubungan yang sangat hangat dengan Iran. Qatar telah lama membantah tudingan mendukung ekstremis dan mengatakan bahwa negara itu dan Iran berbagi ladang gas alam yang luas di lepas pantai.

Kantor Urusan Komunikasi Qatar mengeluarkan pernyataan yang menyebutkan sikap Uni Emirat Arab ini sebetulnya adalah wujud kecemburuan dan bukan karena kekhawatiran akan masalah keamanan dan ketidakmampuan sebagai penyelenggara.

Pernyataan tersebut juga mengatakan, tuntutan Uni Emirat Arab ini meremehkan independensi Qatar. “Piala Dunia adalah kedaulatan kami, tidak untuk didiskusikan atau dirundingkan,” sebut pernyataan tersebut,

Perusahaan-perusahaan lobi dan kelompok-kelompok yang berkepentingan yang didanai negara-negara Arab yang memboikot, semakin memfokuskan usaha mereka untuk membatalkan posisi Qatar sebagai tuan rumah Piala dunia. Mereka menggunakan tuduhan korupsi yang mewarnai pengajuan Qatar sebagai tuan rumah dan kondisi buruh di negara itu sebagai alasan untuk mewujudkan usaha mereka. [ab/uh]