Tanpa sosialisasi mengenai bahaya timah hitam, kasus keracunan timah hitam di Nigeria akan makin merajalela
ABUJA —
Emas dan timah hitam diambil dari dalam tanah di negara bagian Zamfara, Nigeria. Penambang yang menggali dengan beliung dan sekop, semula adalah para petani miskin. Banyak dari mereka masih miskin sekarang, namun paling tidak, mereka bisa memberi nafkah yang cukup untuk keluarga mereka.
Namun, debu timah hitam yang disebabkan oleh penggalian, telah menewaskan ratusan anak beberapa tahun terakhir ini, dan ribuan lainnya masih dirawat akibat keracunan timah hitam.
Hamzat Lawal memimpin kelompok pengawas kegiatan pemerintah. Ia mengatakan meskipun kenyataannnya desa-desa itu telah dibersihkan, anak-anak di negara bagian Zamfara masih dalam bahaya terkena racun. Lawal mengatakan, pemerintah telah menyediakan dana 200 juta Naira (1,2 juta dolar AS) guna melatih tenaga kesehatan professional setempat, bagaimana merawat penderita keracunan timah hitam, tetapi dana itu belum dikeluarkan, jadi belum ada hasilnya.
“Dalam pertemuan terakhir dengan para pejabat Kementrian Kesehatan, mereka memberikan informasi mengejutkan, bahwa dnna 200 juta yang disediakan oleh badan itu belum dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan. Bagi kami, itu suatu kejutan besar yang mengherankan," ujar Lawal.
Menurutnya, melatih para dokter sangat penting karena organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas yang kini merawat penderita keracunan timah hitam di Zamfara, akan meninggalkan wilayah itu dalam 2 tahun.
Lawal juga mengatakan jika penambang tidak dilatih dengan teknik keselamatan sederhana dan diberi bantuan dasar, seperti saluran air dan mesin penumbuk untuk menggantikan mesin-mesin penggilingan gandum yang dipakai selama ini, makin banyak anak akan terkena racun.
“Mereka perlu mendapat air bersih," kata Lawal. "Setelah selesai menambang, mereka harus mandi, minum dan berganti pakaian bersih sebelum pulang ke rumah. Dan mereka perlu menggunakan mesin-mesin itu”.
Tapi Lawal mengatakan, semua peralatan di dunia tidak akan melindungi anak-anak, jika para penambang tidak diajari bagaimana dan mengapa harus menggunakannya. Keracunan timah hitam adalah paling berbahaya bagi anak-anak di bawah 5 tahun dan bisa mengakibatkan kejang-kejang, gangguan belajar dan tingkah laku, kerusakan ginjal, kehilangan pendengaran dan kematian.
Lawal menambahkan, setelah tiga tahun menderita, desa-desa yang tercemar racun timah hitam di negara bagian Zamfara kini telah dibersihkan dan anak-anak dirawat. Tapi ia mengatakan, jika tidak mulai melatih para dokter dan penambang, tragedi itu bisa terjadi lagi.
Namun, debu timah hitam yang disebabkan oleh penggalian, telah menewaskan ratusan anak beberapa tahun terakhir ini, dan ribuan lainnya masih dirawat akibat keracunan timah hitam.
Hamzat Lawal memimpin kelompok pengawas kegiatan pemerintah. Ia mengatakan meskipun kenyataannnya desa-desa itu telah dibersihkan, anak-anak di negara bagian Zamfara masih dalam bahaya terkena racun. Lawal mengatakan, pemerintah telah menyediakan dana 200 juta Naira (1,2 juta dolar AS) guna melatih tenaga kesehatan professional setempat, bagaimana merawat penderita keracunan timah hitam, tetapi dana itu belum dikeluarkan, jadi belum ada hasilnya.
“Dalam pertemuan terakhir dengan para pejabat Kementrian Kesehatan, mereka memberikan informasi mengejutkan, bahwa dnna 200 juta yang disediakan oleh badan itu belum dikeluarkan oleh Kementrian Keuangan. Bagi kami, itu suatu kejutan besar yang mengherankan," ujar Lawal.
Menurutnya, melatih para dokter sangat penting karena organisasi Dokter Tanpa Tapal Batas yang kini merawat penderita keracunan timah hitam di Zamfara, akan meninggalkan wilayah itu dalam 2 tahun.
Lawal juga mengatakan jika penambang tidak dilatih dengan teknik keselamatan sederhana dan diberi bantuan dasar, seperti saluran air dan mesin penumbuk untuk menggantikan mesin-mesin penggilingan gandum yang dipakai selama ini, makin banyak anak akan terkena racun.
“Mereka perlu mendapat air bersih," kata Lawal. "Setelah selesai menambang, mereka harus mandi, minum dan berganti pakaian bersih sebelum pulang ke rumah. Dan mereka perlu menggunakan mesin-mesin itu”.
Tapi Lawal mengatakan, semua peralatan di dunia tidak akan melindungi anak-anak, jika para penambang tidak diajari bagaimana dan mengapa harus menggunakannya. Keracunan timah hitam adalah paling berbahaya bagi anak-anak di bawah 5 tahun dan bisa mengakibatkan kejang-kejang, gangguan belajar dan tingkah laku, kerusakan ginjal, kehilangan pendengaran dan kematian.
Lawal menambahkan, setelah tiga tahun menderita, desa-desa yang tercemar racun timah hitam di negara bagian Zamfara kini telah dibersihkan dan anak-anak dirawat. Tapi ia mengatakan, jika tidak mulai melatih para dokter dan penambang, tragedi itu bisa terjadi lagi.