Presiden Haiti Michel Martelly hari Sabtu (12/1) memimpin warganya mengenang para korban gempa dahsyat pada upacara di tanah istana kepresidenan.
Haiti memperingati ulang-tahun ketiga gempa berkekuatan 7,0 skala Richter yang menewaskan ratusan ribu orang dan menyebabkan lebih dari satu juta orang kehilangan tempat tinggal.
Presiden Haiti Michel Martelly hari Sabtu memimpin negara kecil di kepulauan Karibia itu mengenang para korban pada upacara di tanah istana kepresidenan. Istana itu diruntuhkan tahun lalu setelah dibiarkan berupa puing-puing selama lebih dari dua tahun menyusul gempa 12 Januari 2010.
Presiden Martelly juga mengumumkan peraturan baru bangunan guna memperkuat kemampuan negara itu dalam menahan gempa.
Kemudian, mantan presiden Amerika Bill Clinton, utusan khusus PBB untuk Haiti, bersama Presiden Martelly meletakkan karangan bunga di lokasi pemakaman massal di pinggiran ibukota, Port-au-Prince.
Tiga tahun setelah gempa itu, puluhan ribu orang masih hidup dalam kemelaratan di tenda-tenda darurat di sekitar ibukota. Upaya pemulihan berjalan lambat karena pemerintah lumpuh, infrastruktur negara yang tidak memadai dan faktor-faktor lain, seperti kekeringan, badai tropis Isaac dan Badai Sandy tahun lalu.
Kurang dari setengah dari miliaran dolar yang dijanjikan para donor telah dikumpulkan dan didistribusikan. Selain itu, epidemi kolera setelah gempa menewaskan ribuan orang.
Presiden Haiti Michel Martelly hari Sabtu memimpin negara kecil di kepulauan Karibia itu mengenang para korban pada upacara di tanah istana kepresidenan. Istana itu diruntuhkan tahun lalu setelah dibiarkan berupa puing-puing selama lebih dari dua tahun menyusul gempa 12 Januari 2010.
Presiden Martelly juga mengumumkan peraturan baru bangunan guna memperkuat kemampuan negara itu dalam menahan gempa.
Kemudian, mantan presiden Amerika Bill Clinton, utusan khusus PBB untuk Haiti, bersama Presiden Martelly meletakkan karangan bunga di lokasi pemakaman massal di pinggiran ibukota, Port-au-Prince.
Tiga tahun setelah gempa itu, puluhan ribu orang masih hidup dalam kemelaratan di tenda-tenda darurat di sekitar ibukota. Upaya pemulihan berjalan lambat karena pemerintah lumpuh, infrastruktur negara yang tidak memadai dan faktor-faktor lain, seperti kekeringan, badai tropis Isaac dan Badai Sandy tahun lalu.
Kurang dari setengah dari miliaran dolar yang dijanjikan para donor telah dikumpulkan dan didistribusikan. Selain itu, epidemi kolera setelah gempa menewaskan ribuan orang.