Ribuan warga Iran turun ke jalan-jalan, Jumat (29/4), untuk bergabung dengan demonstrasi tahunan pro-Palestina, sementara bentrokan antara Israel dan Palestina di Yerusalem menyebabkan puluhan orang terluka.
Peringatan Hari Quds atau Hari Yerusalem itu merupakan acara tahunan. Digelar setiap Jumat terakhir bulan Ramadan, peringatan hari itu pertama kali digelar pada 1979 atas inisiatif pemimpin revolusioner Iran Ayatollah Ruhollah Khomeini.
Stasiun penyiaran pemerintah Iran, IRIB, melaporkan, di berbagai penjuru Iran, para pengunjuk rasa terlihat melambai-lambaikan bendera sambil meneriakkan kata-kata, "Matilah Amerika" dan "Matilah Israel.”
Mereka juga membawa poster-poster bertuliskan "Yerusalem adalah milik kita" dan "Hari Quds adalah hari Islam", kata IRIB.
BACA JUGA: Peta Konflik Israel-Palestina dan Peran Amerika SerikatIran tidak mengakui musuh bebuyutannya Israel. Mendukung perjuangan Palestina merupakan pilar kebijakan luar negeri Iran sejak Revolusi Islam 1979.
IRIB mengungkapkan, unjuk rasa pro-Palestina itu berlangsung di Teheran dan kota-kota besar lainnya, termasuk Mashhad, Isfahan dan Tabriz, dan kembali digelar setelah jeda dua tahun karena pembatasan COVID-19.
Demonstrasi itu sendiri berlangsung sementara bentrokan kekerasan terjadi di Israel, Tepi Barat dan Yerusalem.
Pada Jumat, bentrokan baru antara warga Palestina dan polisi Israel di kompleks masjid al-Aqsa Yerusalem melukai 42 orang, kata Bulan Sabit Merah Palestina.
Palestina mengklaim Yerusalem Timur sebagai ibu kota negara masa depan mereka sementara Israel menganggapnya sebagai bagian dari ibu kotanya yang tidak terpecah belah. [ab/uh]