Ratusan pelayat, Senin (7/2)berkumpul untuk memberi penghormatan terakhir mereka kepada seorang bocah lelaki Maroko yang tewas hari Sabtu (5/2) setelah upaya berhari-hari untuk menyelamatkannya dari sumur. Upaya penyelamatan itu menyita perhatian di negara itu dan banyak lagi di luar negeri.
Rayan Awran (5), jatuh ke dalam sumur di desa Ighran pada hari Selasa (1/2). Mayatnya akhirnya dikeluarkan Sabtu malam (5/2) setelah para petugas penyelamat menggali sebagian lereng bukit di dekatnya dan kemudian membuat terowongan ke dasar sumur itu.
Ratusan pelayat mendaki jalan berbukit dan tak beraspal yang menuju ke pemakaman di Ighran, dekat Chefchaouen, di bagian utara Maroko, di mana mereka menunggu berjam-jam untuk mengikuti pemakamannya.
“Saya berusia lebih dari 50 tahun dan tidak pernah melihat begitu banyak orang di pemakaman. Rayan adalah putra kita semua,” kata seorang warga desa.
Begitu banyak pelayat sampai-sampai mereka tidak bisa masuk ke pemakaman desa dan tempat salat di sana. Dua tenda besar didirikan di depan rumah keluarga yang berduka di mana para pelayat dapat singgah untuk menyampaikan ucapan belasungkawa mereka.
“Kematian Rayan memperbarui kepercayaan pada kemanusiaan karena orang-orang dari berbagai bahasa dan berbagai negara menyatakan solidaritas,” kata seorang warga desa lainnya.
Pada hari Sabtu (5/2), ucapan belasungkawa kepada orang tua Rayan juga datang dari Raja Mohammed VI, Paus Fransiskus, Presiden Prancis Emmanuel Macron, penguasa Dubai Sheik Mohammed Bin Rashid al Maktoum dan orang-orang terkemuka lainnya.
BACA JUGA: Bocah Maroko yang Terperangkap dalam Sumur TewasPara pemain bola Mesir dan Senegal mengheningkan cipta selama satu menit pada hari Minggu sebelum memulai pertandingan final kejuaraan sepak bola Piala Afrika.
Para petugas penyelamat bekerja tanpa henti dengan menghadapi risiko menimbulkan tanah longsor dalam upaya mereka yang berakhir sia-sia untuk mengeluarkan bocah tersebut hidup-hidup.
“Saya sangat sedih. Kami berusaha sedapat mungkin untuk menjangkau bocah itu hidup-hidup. Kami menggali terus menerus selama lima hari apa yang dapat berlangsung berpekan-pekan,” kata penggali sukarela Ali Sahraoui kepada wartawan di pemakaman. [uh/ka]