Rakyat Mesir antri untuk memberi suara dalam referendum mengenai undang-undang dasar baru atas dukungan pemerintah sementara Mesir yang didukung militer, Selasa (14/1).
Ratusan ribu polisi dan tentara yang dikerahkan di seluruh Mesir, sementara pemungutan suara dua hari itu mulai, tetapi ini tidak menghentikan kekerasan antara pendukung dan lawan presiden terguling Mohamed Morsi yang menewaskan sedikitnya delapan orang.
Kalau disetujui rakyat, undang-undang dasar baru itu akan menggantikan undang-undang dasar yang pro-Islamis yang diberlakukan pada masa kepresidenan Morsi tahun 2012. Hanya kira-kira 30 persen pemilih hadir untuk memberi suara untuk referendum itu.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang pro-Morsi mendesak rakyat Mesir agar memboikot referendum pekan ini, dengan menyebutnya tidak syah.
Undang-undang dasar baru menghapus bahasa Islamis dalam undang-undang dasar lama dan hendak memberi wanita hak yang lebih besar dan memperkuat wewenang militer.
Kalau disetujui rakyat, undang-undang dasar baru itu akan menggantikan undang-undang dasar yang pro-Islamis yang diberlakukan pada masa kepresidenan Morsi tahun 2012. Hanya kira-kira 30 persen pemilih hadir untuk memberi suara untuk referendum itu.
Gerakan Ikhwanul Muslimin yang pro-Morsi mendesak rakyat Mesir agar memboikot referendum pekan ini, dengan menyebutnya tidak syah.
Undang-undang dasar baru menghapus bahasa Islamis dalam undang-undang dasar lama dan hendak memberi wanita hak yang lebih besar dan memperkuat wewenang militer.