Rakyat Spanyol Pertanyakan Keberadaan Mantan Raja Juan Carlos

Mantan Raja Spanyol Juan Carlos (82 tahun)

Spekulasi mengenai keberadaan mantan raja Juan Carlos mencengkeram Spanyol, Selasa (4/8), satu hari setelah ia mengumumkan bahwa ia meninggalkan negara itu untuk pergi ke sebuah tujuan yang tidak dijelaskan, di tengah-tengah maraknya skandal keuangan yang melibatkan dirinya.

Dalam sebuah surat yang diposkan di situs keluarga kerajaan, Senin (3/8), Juan Carlos mengatakan kepada putranya, Raja Felipe VI, ia meninggalkan Spanyol karena munculnya kecaman masyarakat terkait kehidupan pribadinya pada masa lalu. Juan Carlos merupakan target sebuah penyelidikan pelanggaran keuangan di Spanyol dan Swiss.

Pengumuman Juan Carlos ini mengejutkan kebanyakan rakyat Spanyol. Baik keluarga kerajaan maupun pemerintah tidak mengungkapkan ke mana ia pergi.

Surat kabar harian ABC melaporkan, Selasa, Juan Carlos meninggalkan Spanyol, Minggu (2/8), dan terbang melalui Porto di Portugal, ke Republik Dominika. Surat kabar La Vanguardia juga mengatakan, ia berada di negara Karibia, tapi hanya untuk sementara waktu.

Surat kabar El Confidencial berspekulasi, Juan Carlos kemungkinan berada di Portugal, di mana ia menghabiskan sebagian masa kecilnya, atau di Perancis atau Italia, di mana ia memiliki banyak keluarga dan teman.

Mantan raja berusia 82 tahun itu dianggap berjasa membantu Spanyol memulihkan demokrasi secara damai setelah kematian diktator

Francisco Franco pada1975. Namun, karena tercoreng skandal pada tahun-tahun terakhir ia berkuasa, Juan Carlos pada 2014 menyerahkan takhtanya ke sang putra, Felipe, sekaligus kehilangan kekebalan hukum.

Menyusul pengumuman Juan Carlos, sejumlah warga Spanyol menyerukan penghapusan kerajaan. Partai politik Unidas Podemos, anggota junior pemerintah koalisi Spanyol, menyerukan disenggarakannya debat publik untuk mendirikan sebuah republik. “Tidak ada alasan untuk mendukung kerajaan yang tidak memiliki standar etika,” kata partai tersebut dalam sebuah pernyataannya. Namun Partai Sosialis, yang memimpin pemerintahan di bawah Perdana Menteri Pedro Sanchez, menolaknya, dan menyatakan dukunganya untuk Felipe.

Pengacara Juan Carlos, Javier Sanchez-Junco Mans, mengatakan, mantan raja itu telah memintanya untuk menjelaskan bahwa meski berada di luar Spanyol, Juan Carlos tetap bekerja sama dalam penyelidikan.

Juan Carlos tidak bisa diadili atas kejahatan yang dilakukannya selama memegang takhta karena raja memiliki kekebalan hukum. Namun, ia bisa diadili atas kejahatan yang dilakukan setelah 2014.

Sebuah pernyataan dari kantor Kejaksaaan Umum Spanyol Juni lalu mengatakan, pihaknya sedang menyelidiki apakah Juan Carlos menerima suap jutaan dolar dari Arab Saudi terkait pembangunan jalur kereta cepat di negara itu oleh sebuah konsorsium Spanyol. [ab/uh]