Dalam Olimpiade 2012 di London, para fans menemukan cara murah agar tidak mengeluarkan biaya besar untuk tinggal di hotel dengan cara berkemah di pinggiran kota London.
Di kota dengan tingkat biaya hidup sangat tinggi seperti London, berkemah merupakan salah satu cara termurah untuk bisa menyaksikan Olimpiade. Sepuluh tempat berkemah telah didirikan di seluruh kota itu.
Reporter VOA, Selah Hennessy menjungi salah satu tempat perkemahan di dekat Greenwich Park di London Tenggara, di mana kompetisi equestrian atau olahraga berkuda berlangsung.
Beberapa ratus orang telah membangun tenda-tenda. Menjelang malam hari banyak yang mulai melakukan kegiatan sehari-hari mereka, yaitu mencuci panci dan wajan, membuat teh dan menikmati makan malam di bawah langit terbuka.
Fred Baker dan istrinya datang dari luar London untuk menyaksikan Olimpiade. Mereka tinggal di perkemahan selama Olimpiade ini, yang menurutnya ada sisi baik dan buruknya.
“Kami mengalami badai petir yang sangat hebat kemarin jadi kemah kami becek. Tetapi kini kami menikmatinya dan ketika matahari bersinar kembali, suasanya sangat menyenangkan,” ujar Fred Baker.
Banyak di antara orang yang berkemah adalah para relawan Olimpiade. Mereka hanya memperoleh sekitar 40 dolar setiap hari dan mengingat harga kamar hotel termurah di London bisa mencapai dua kali pendapatan mereka tadi, maka berkemah merupakan alternatif yang baik.
Keith Regan yang berusia 21 tahun biasanya tinggal sekitar 300 kilometer dari London dan kini berada di kota itu sebagai relawan. Ini merupakan pertama kali ia berkemah dan mengatakan ia perlu bantuan untuk mendirikan tendanya. Tetapi semua ini menyenangkan.
Keith mengatakan, “Saya bertemu begitu banyak orang, bisa banyak tertawa dan sebenarnya cukup nyaman. Tidak berbeda dengan berada di hotel. Yaaa… beda sedikit lah”.
Tempat perkemahan ini didirikan oleh sebuah kelompok yang disebut “Camping Ninja”. Kepala Eksekutif “Camping Ninja” Geoff Vaughan mengatakan orang dari banyak bagian dunia telah memadati kamp itu – termasuk dari Jerman dan Afrika Selatan. Ia menceritakan pada VOA bagaimana gagasan awal tentang pendirian perkemahan itu.
“Ketika kami melihat lingkungan sekitar tempat penyelenggaraan Olimpiade, tampak betapa mahalnya biaya untuk tinggal di London. Harga hotel melonjak dan kami menyadari adanya kesenjangan besar di antara orang yang datang ke London, untuk menyaksikan Olimpiade,” papar Geoff.
Geoff Vaughan mengatakan orang yang berkemah tidak terlalu bernasib buruk juga. Mereka memiliki akses untuk memperoleh air hangat, bar dan keamanan selama 24 jam. Mereka juga berada tidak jauh dari tempat-tempat kompetisi Olimpiade.
Reporter VOA, Selah Hennessy menjungi salah satu tempat perkemahan di dekat Greenwich Park di London Tenggara, di mana kompetisi equestrian atau olahraga berkuda berlangsung.
Beberapa ratus orang telah membangun tenda-tenda. Menjelang malam hari banyak yang mulai melakukan kegiatan sehari-hari mereka, yaitu mencuci panci dan wajan, membuat teh dan menikmati makan malam di bawah langit terbuka.
Fred Baker dan istrinya datang dari luar London untuk menyaksikan Olimpiade. Mereka tinggal di perkemahan selama Olimpiade ini, yang menurutnya ada sisi baik dan buruknya.
“Kami mengalami badai petir yang sangat hebat kemarin jadi kemah kami becek. Tetapi kini kami menikmatinya dan ketika matahari bersinar kembali, suasanya sangat menyenangkan,” ujar Fred Baker.
Banyak di antara orang yang berkemah adalah para relawan Olimpiade. Mereka hanya memperoleh sekitar 40 dolar setiap hari dan mengingat harga kamar hotel termurah di London bisa mencapai dua kali pendapatan mereka tadi, maka berkemah merupakan alternatif yang baik.
Keith Regan yang berusia 21 tahun biasanya tinggal sekitar 300 kilometer dari London dan kini berada di kota itu sebagai relawan. Ini merupakan pertama kali ia berkemah dan mengatakan ia perlu bantuan untuk mendirikan tendanya. Tetapi semua ini menyenangkan.
Keith mengatakan, “Saya bertemu begitu banyak orang, bisa banyak tertawa dan sebenarnya cukup nyaman. Tidak berbeda dengan berada di hotel. Yaaa… beda sedikit lah”.
Tempat perkemahan ini didirikan oleh sebuah kelompok yang disebut “Camping Ninja”. Kepala Eksekutif “Camping Ninja” Geoff Vaughan mengatakan orang dari banyak bagian dunia telah memadati kamp itu – termasuk dari Jerman dan Afrika Selatan. Ia menceritakan pada VOA bagaimana gagasan awal tentang pendirian perkemahan itu.
“Ketika kami melihat lingkungan sekitar tempat penyelenggaraan Olimpiade, tampak betapa mahalnya biaya untuk tinggal di London. Harga hotel melonjak dan kami menyadari adanya kesenjangan besar di antara orang yang datang ke London, untuk menyaksikan Olimpiade,” papar Geoff.
Geoff Vaughan mengatakan orang yang berkemah tidak terlalu bernasib buruk juga. Mereka memiliki akses untuk memperoleh air hangat, bar dan keamanan selama 24 jam. Mereka juga berada tidak jauh dari tempat-tempat kompetisi Olimpiade.