Polisi Turki menggerebek rumah-rumah ratusan personil militer, Jumat (22/2), terkait kudeta yang gagal pada Juli 2016.
Kantor Kejaksaan Turki menuduh para personil militer tersebut memiliki hubungan dengan jaringan Fethullah Gulen, ulama Muslim yang berbasis di AS.
Ankara menuding usaha kudeta itu dilakukan para pendukung Gulen, yang gerakan Hizmet-nya berpengaruh di kalangan masyarakat Turki, termasuk media, kepolisian dan kehakiman.
Turki menghadapi tudingan yang makin meluas bahwa usaha penumpasan yang saat ini sedang berlangsung lebih merupakan usaha untuk membungkam pembangkangan.
Pekan ini, Turki memenjarakan beberapa jurnalis dan tokoh akademisi. Seorang filantropi dikenai dakwaan memicu perlawanan terhadap pihak berwenang dan menghadapi kemungkinan hukuman penjara seumur hidup.
Human Right Watch, organisasi HAM yang berbasis di AS, mengecam Turki dalam sebuah pernyataannya Jumat (22/2), sementara parlemen Eropa, pekan ini, mengajukan mosi untuk menunda aplikasi Turki menjadi anggota Uni Eropa.
Gulen, mantan sekutu Presiden Recep Tayyip Erdogan, telah membantah bahwa ia mendalangi usaha kudeta pada 2016, yang mengakibatkan sekitar 250 orang tewas. [ab]