Angin ribut melanda kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, menghancurkan lebih dari 200 rumah dan membuat sedikitnya dua warga luka.
SOLO —
Atap rumah rusak, puluhan pohon tumbang hingga akarnya, hingga rumah roboh menjadi pemandangan di kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah, setelah angin kencang meluluhlantakkan ratusan rumah di daerah tersebut.
Mulyono, warga Siwal, Baki, Sukoharjo hanya bisa memandangi rumahnya yang roboh, Kamis pagi (7/2). Rumah warga di sekelilingnya juga rusak di bagian atap, genting berjatuhan dan tiang listrik tumbang.
Mulyono mengatakan pusaran angin kencang menerjang daerah ini dan merusak rumah warga sejak Rabu malam (6/2). Menurut Mulyono, pusaran angin tersebut mirip angin tornado berukuran kecil dan sangat kencang putaran anginnya.
“Tadi malam memang ada angin kencang berputar di daerah ini. Putarannya sangat cepat dan membesar, mirip angin tornado tapi ukurannya lebih kecil. Saat itu warga di sini langsung lari menyelamatkan diri, terpecah belah, nggak karuan. Di sini langsung hujan genting dan pepohonan tumbang. Semua warga berlarian menyelamatkan diri,” ujarnya.
Ratusan warga secara bergantian gotong royong memperbaiki rumah warga yang rusak. Mereka secara swadaya membantu warga yang sedang mengalami musibah ini. Camat Baki Sukoharjo, Joko Indrianto, mengatakan ada sekitar 157 rumah warga di wilayahnya tersebut yang rusak diterjang bencana angin ini.
“Saya lihat tadi memang banyak rumah yang rusak dan roboh. Data kami ada 157 rumah, tingkat kerusakan kategori sedang. Artinya rumah warga nanti segera bisa diperbaiki dan kembali ditempati. Korban warga ada dua orang patah tulang tertimpa bangunan maupun perangkat di dalam rumah, dan dua orang luka rawat jalan karena terkena genting rumah,” ujar Joko.
Data dari berbagai lokasi bencana di kabupaten Sukoharjo menunjukkan ada sekitar 220 rumah warga rusak dan empat orang warga mengalami luka-luka di tiga kecamatan. Sejauh ini tidak ada korban tewas.
Pemerintah kabupaten Sukoharjo tahun ini menyediakan anggaran Rp 6 miliar untuk penanggulangan bencana alam. Anggaran bencana ini naik enam kali lipat dibanding anggaran 2012.
Mulyono, warga Siwal, Baki, Sukoharjo hanya bisa memandangi rumahnya yang roboh, Kamis pagi (7/2). Rumah warga di sekelilingnya juga rusak di bagian atap, genting berjatuhan dan tiang listrik tumbang.
Mulyono mengatakan pusaran angin kencang menerjang daerah ini dan merusak rumah warga sejak Rabu malam (6/2). Menurut Mulyono, pusaran angin tersebut mirip angin tornado berukuran kecil dan sangat kencang putaran anginnya.
“Tadi malam memang ada angin kencang berputar di daerah ini. Putarannya sangat cepat dan membesar, mirip angin tornado tapi ukurannya lebih kecil. Saat itu warga di sini langsung lari menyelamatkan diri, terpecah belah, nggak karuan. Di sini langsung hujan genting dan pepohonan tumbang. Semua warga berlarian menyelamatkan diri,” ujarnya.
Ratusan warga secara bergantian gotong royong memperbaiki rumah warga yang rusak. Mereka secara swadaya membantu warga yang sedang mengalami musibah ini. Camat Baki Sukoharjo, Joko Indrianto, mengatakan ada sekitar 157 rumah warga di wilayahnya tersebut yang rusak diterjang bencana angin ini.
“Saya lihat tadi memang banyak rumah yang rusak dan roboh. Data kami ada 157 rumah, tingkat kerusakan kategori sedang. Artinya rumah warga nanti segera bisa diperbaiki dan kembali ditempati. Korban warga ada dua orang patah tulang tertimpa bangunan maupun perangkat di dalam rumah, dan dua orang luka rawat jalan karena terkena genting rumah,” ujar Joko.
Data dari berbagai lokasi bencana di kabupaten Sukoharjo menunjukkan ada sekitar 220 rumah warga rusak dan empat orang warga mengalami luka-luka di tiga kecamatan. Sejauh ini tidak ada korban tewas.
Pemerintah kabupaten Sukoharjo tahun ini menyediakan anggaran Rp 6 miliar untuk penanggulangan bencana alam. Anggaran bencana ini naik enam kali lipat dibanding anggaran 2012.