Seorang guru sekolah di Philadelphia, seorang remaja Arizona dan seorang polisi di Chicago, termasuk ke dalam korban penembakan di antara ratusan orang yang tertembak peluru selama akhir pekan lalu dalam sebuah rangkaian penembakan tanpa henti yang terjadi di Amerika Serikat.
Rangkaian kasus penembakan tersebut kini membuat isu kekerasan senjata berada pada garis depan di kancah politik AS.
BACA JUGA: Pembahasan Kepemilikan Senpi: “Perubahan Berarti” Mungkin DilakukanLebih dari 124 orang tewas dan 325 terluka dalam 300 lebih insiden penembakan yang didokumentasikan di Amerika sejak Jumat (3/6), menurut GunViolenceArchive.org, sebuah organisasi nirlaba yang berbasis Washington D.C. yang melacak sejumlah kasus penembakan.
Sejumlah kekerasan selama akhir pekan muncul setelah serangkaian penembakan massal yang mematikan terjadi di sebuah sekolah dasar di Uvalde, Texas, di sebuah swalayan di Buffalo, New York, dan di sebuah rumah sakit di Tulsa, Oklahoma.
Rangkaian penembakan massal tersebut memicu kembali perdebatan nasional mengenai pembatasan ketat kepemilikan senjata, yang ditentang keras oleh para pendukung hak kepemilikan senjata.
Setelah penembakan akhir pekan, sejumlah wali kota di kota-kota besar menyerukan rasa frustrasi atas dampak kekerasan pada komunitas mereka. "Saya lelah berdiri di depan Anda berbicara tentang senjata dan mayat," kata Wali Kota Chattanooga, Tim Kelly pada konferensi pers pada Minggu (5/6), beberapa jam setelah dua orang tewas dan 14 orang lainnya mengalami luka-luka dalam penembakan di sebuah klub malam di kotanya.
"Lonjakan kekerasan senjata yang kita lihat di seluruh negeri dan di sini di Philadelphia tidak hanya membuat saya patah hati, tetapi juga marah," kata Wali Kota Jim Kenney pada Minggu, sehari setelah tiga orang tewas dan 12 lainnya luka-luka ketika tembakan dilancarkan ke bar yang ramai di distrik South Street.
Penembakan di Philadelphia pada Sabtu (4/6) malam timbul dari konfrontasi antara dua pria yang saling melontarkan kata-kata ketika berpapasan di jalan, sehingga memicu perkelahian yang meningkat dan dengan cepat menjadi tembakan yang melibatkan setidaknya empat senjata, kata pihak berwenang, pada Senin (6/6). [ps/rs]