Ratusan Warga Gaza Sambut Bantuan yang Dijatuhkan dari Pesawat

Foto udara menunjukkan warga Palestina berkumpul di pantai menunggu bantuan kemanusiaan yang dijatuhkan dari udara di Gaza, di tengah konflik Israel dan Hamas, di kota Deir Al-Balah, Jalur Gaza tengah.

Sejumlah pesawat menjatuhkan berkotak-kotak bantuan ke Kota Rafah dan Khan Younis, hari Selasa (27/2), di mana ratusan warga Palestina berkumpul untuk mencoba mendapatkan bantuan yang dijatuhkan dari langit di atas Jalur Gaza.

Mesir, Yordania, Uni Emirat Arab, Qatar dan Prancis menjatuhkan berton-ton bantuan kemanusiaan di atas Gaza, kata militer Mesir.

Sebagian besar bantuan kemanusiaan untuk Gaza dikirim melalui pintu perbatasan Rafah, yang berbatasan dengan Mesir.

Your browser doesn’t support HTML5

Yordania Terjunkan Bantuan untuk Gaza dari Pesawat

PBB mengatakan sebanyak 138 truk bantuan memasuki Jalur Gaza hari Selasa.

Lembaga-lembaga bantuan mengaku menghadapi proses pemeriksaan yang rumit yang pada akhirnya hanya memungkinkan sedikit bantuan untuk masuk ke Gaza meski kebutuhan di sana sangat besar. Israel mengatakan pemeriksaan tersebut perlu dilakukan untuk alasan keamanan.

Badan-badan PBB dan berbagai lembaga bantuan mengatakan bahwa kekerasan yang terus terjadi, penolakan militer Israel untuk memfasilitasi pengiriman bantuan dan kekacauan di Gaza semakin mempersulit masuknya bantuan ke wilayah kantong itu.

Bantuan kemanusiaan dijatuhkan dari atas pesawat di Gaza, di tengah konflik yang sedang berlangsung antara Israel dan Hamas, di Rafah, Jalur Gaza selatan. (Reuters)

Program Pangan Dunia (WFP) mengatakan pekan lalu pihaknya menangguhkan pengiriman pangan ke wilayah Gaza utara yang terisolasi, di mana menurut badan anak PBB seperenam anak di sana menderita gizi buruk akut.

Laporan PBB Desember lalu mengemukakan bahwa seperempat populasi Gaza, yang secara keseluruhan berjumlah 2,3 juta jiwa, kelaparan.

BACA JUGA: Militer Israel Berikan Rencana Evakuasi Ratusan Ribu Warga Palestina

Serangan Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 29.700 orang, yang sebagian besarnya perempuan dan anak-anak, menurut kementerian kesehatan di Gaza yang dikelola Hamas. Kementerian itu tidak memisahkan mana korban dari kalangan petempur, mana dari warga sipil.

Sejauh ini, satu-satunya gencatan senjata dalam perang itu terjadi pada November 2023, di mana sebanyak sekitar 100 sandera yang ditahan Hamas dibebaskan – sebagian besarnya perempuan, anak-anak dan warga asing – sebagai imbalan untuk pembebasan sekitar 240 orang Palestina yang ditahan Israel.

Sekitar 130 sandera Israel masih berada di Gaza, tapi Israel menyebut sekitar seperempatnya telah tewas. [rd/jm]