Rawat Inap Akibat COVID-19 di AS Kembali Meningkat, tetapi Tidak Seperti Sebelumnya

  • Associated Press

Seorang balita tampak menerima vaksin COVID-19 di sebuah rumah sakit di San Diego, California, pada 21 Juni 2022. (Foto: Reuters/Mike Blake)

Penerimaan pasien COVID-19 di rumah sakit di Amerika Serikat telah meningkat sejak awal Juli lalu. Kondisi tersebut mengingatkan akan situasi yang terjadi dari tiga musim panas sebelumnya, namun kali ini dalam skala yang lebih kecil.

Pada minggu terakhir bulan Juli, jumlah pasien COVID-19 yang dirawat mencapai 9.056. Jumlah tersebut meningkat sebesar 12 persen dibandingkan minggu sebelumnya.

BACA JUGA: Demam Babi di Bosnia, 20.000 Babi Disuntik Mati

Jumlah tersebut jauh lebih kecil dibandingkan saat masa puncak pandemi sebelumnya di mana sebanyak 44.000 pasien dilarikan ke rumah sakit setiap minggu pada bulan Januari tahun ini. Jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit saat penyebaran varian omicron pada Januari 2022 bahkan mencapai 150.000 orang.

"Jumlahnya saat ini meningkat sedikit, namun kita tidak perlu khawatir berlebihan," ujar Dr. David Dowdy, ahli epidemiologi penyakit menular di Johns Hopkins Bloomberg School of Public Health.

Jumlah penularan diperkirakan juga meningkat, namun data yang tersedia hanya sedikit. Pemerintah federal telah mengakhiri status darurat kesehatan pada bulan Mei lalu, sehingga Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (CDC) dan banyak negara bagian di AS tidak lagi mendata jumlah hasil tes COVID-19 yang positif.

Sejak awal Juni lalu, sekitar 500 hingga 600 orang meninggal akibat COVID-19 setiap minggunya. Jumlah kematian yang tercatat selama musim panas saat ini relatif masih stabil.

Jumlah virus COVID yang terdeteksi pada air limbah rumah tangga telah meningkat di seantero AS sejak akhir Juni lalu. Dalam beberapa minggu mendatang, sejumlah petugas kesehatan mengatakan mereka akan mengawasi tingkat air limbah di saat para warga kembali dari liburan musim panasnya dan anak-anak kembali bersekolah.

BACA JUGA: Menkes: 400 Ribu Pengidap TBC Tidak Terdeteksi dan Berpotensi Menularkan

Kandungan virus COVID-19 yang tinggi dalam air limbah ditemukan di wilayah timur laut dan selatan AS, ujar Cristin Young, ahli epidemiologi di Biobot Analytics, perusahaan kontraktor yang disewa CDC untuk mengawasi kualitas air limbah.

"Penting untuk diingat bahwa saat ini konsentrasi (virus) masih relatif kecil," ungkap Young, seraya menambahkan bahwa jumlah kandungan yang terdeteksi 2,5 kali lebih kecil dibanding musim panas tahun lalu. [my/jm/rs]