Paus Fransiskus memanjatkan doa bagi warga Ukraina dan Rusia dalam pesan Paskah pada Minggu (9/4). Ia juga memuji negara-negara yang membantu para pengungsi, dan memohon dilangsungkannya dialog antara Israel dan Palestina.
Puluhan ribu jemaat mengikuti misa bersama Paus Fransiskus di Lapangan Santo Petrus, pada hari yang paling membahagiakan bagi umat Kristiani itu.
BACA JUGA: Setelah Konflik 15 Tahun, GKI Yasmin Bogor Akhirnya DiresmikanPaus berusia 86 tahun itu menyampaikan khotbah tradisional – yang biasa disebut “Urbi et Orbi” atau “Kepada Kota dan Dunia” – tentang wilayah-wilayah bermasalah di dunia.
Dalam kesempatan tersebut, ia mengatakan negara-negara yang memberikan bantuan dan menyambut mereka yang melarikan diri dari perang dan kemiskinan adalah tanda harapan yang nyata. Ia berdoa agar Tuhan membantu “orang-orang Ukraina yang terkasih dalam perjalanan mereka menuju perdamaian,” dan meminta agar “cahaya Paskah dipancarkan ke atas orang-orang Rusia.”
Sejak Rusia menginvasi negara tetangganya, Ukraina, pada 24 Februari 2022 lalu, Paus telah berulangkali menyerukan diakhirinya perang dan mendoakan orang-orang Ukraina yang tewas sebagai “martir.”
Diplomat-diplomat Ukraina telah mengeluh karena menilai Paus tidak menyampaikan pernyataan cukup keras terhadap Rusia, khususnya terhadap Presiden Vladimir Putin, mengingat Vatikan berupaya menghindari upaya mengasingkan Moskow.
BACA JUGA: Paus Fransiskus Absen dari Prosesi Jumat Agung karena Cuaca DinginPaus juga berdoa bagi mereka yang kehilangan orang-orang yang dicintai dalam gempa bumi dahsyat yang meluluhlantakkan sebagian wilayah Turki dan Suriah dua bulan lalu, di mana bencana tersebut telah menewaskan puluhan ribu orang.
Seiring memuncaknya kembali ketegangan antara Israel dan Palestina yang juga menimbulkan dampak bagi kedua pihak, Paus menyerukan dimulainya kembali dialog, dalam iklim saling percaya dan saling menghormati, diantara warga Israel dan Palestina, sehingga perdamaian dapat kembali terwujud di Kota Suci dan di seluruh wilayah, di seluruh dunia,” ujar Paus merujuk pada Yerusalem. [em/jm]