Para pemimpin agama dari semua agama bersama Ketua IOC Thomas Bach dan Presiden Paris 2024 Tony Estanguet mengikuti upacara lintas agama untuk merayakan nilai-nilai solidaritas dan perdamaian yang mereka anut pada Minggu (4/8).
Acara yang diadakan di Esplanade Katedral Notre Dame ini merupakan penghormatan pada pertemuan lintas agama pertama yang diselenggarakan oleh pendiri Olimpiade modern, Pierre de Coubertin, seratus tahun yang lalu di Paris.
Presiden Komite Olimpiade Internasional (IOC), Thomas Bach, meminta orang-orang dari semua agama untuk menyerukan perdamaian. "Dalam semangat Olimpiade yang sesungguhnya, saya menyerukan kepada Anda semua, apa pun keyakinan Anda. Mari kita bergabung dengan para atlet dalam seruan perdamaian. Tolong sebarkan seruan perdamaian ini kepada semua komunitas agama Anda. Dengan cara ini, suara kita yang banyak akan menjadi satu," katanya.
BACA JUGA: Panitia Olimpiade Janji Perbaiki Makanan dan Layanan TransportasiAdegan Mirip “Last Supper” di Upacara Pembukaan Olimpiade Picu Kecaman Sengit
Acara ini diadakan setelah muncul reaksi keras dari sejumlah pemimpin agama di seluruh dunia, yang mengkritik beberapa adegan dalam upacara pembukaan Olimpiade pekan lalu. Penyelenggara Olimpiade Paris mengatakan "tidak pernah ada niat untuk menunjukkan rasa tidak hormat kepada kelompok agama mana pun," melainkan untuk "merayakan toleransi masyarakat."
Uskup Prancis Emmanuel Gobilliard, perwakilan khusus Tahta Suci untuk Olimpiade Paris 2024, menggemakan sentimen yang sama pada Minggu.
"Yang paling penting adalah perdamaian. Adegan-adegan dalam upacara pembukaan Olimpiade mungkin tidak pantas, tetapi semangat Olimpiade adalah tentang perdamaian, persaudaraan, kebersamaan ini, dan ketika hal itu menimbulkan ketegangan, dan pertentangan di media sosial dan kalangan pemimpin politik, jelas itu bukan tujuan Semangat Olimpiade,” ujarnya kepada AP. [em/ab]