Pejabat-pejabat Amerika dilaporkan akan memulai razia keimigrasian pada hari Minggu dan diperkirakan menarget setidaknya 2.000 imigran gelap yang telah mendapat surat perintah deportasi, antara lain karena tidak hadir dalam sidang pengadilan imigrasi.
Badan Penegakan Hukum dan Imigrasi (Immigration and Customs Enforcement - ICE) mengatakan operasi tersebut dilakukan tiga pekan setelah Presiden Donald Trump berjanji akan mulai mendeportasi "jutaan imigran ilegal" dari Amerika.
"Seperti biasa, ICE memprioritaskan penangkapan dan pemulangan imigran gelap yang mengancam keamanan nasional, keselamatan publik dan keamanan perbatasan," ujar Matthew Bourke, juru bicara ICE, dalam pernyataan.
BACA JUGA: Pro Kontra Kebijakan Deportasi Imigran Tanpa DokumenBourke menolak memberi rincian spesifik tentang penundaan operasi itu, tetapi menyatakan "semua pelanggar undang-undang imigrasi akan ditangkap, ditahan dan - jika telah menerima surat perintah deportasi – dideportasi dari Amerika."
Harian New York Times pertama kali melaporkan tentang razia itu Kamis lalu. Menurut koran itu, operasi akan dimulai hari Minggu di 10 kota besar dan berlangsung beberapa hari.
Trump telah membicarakan rencana deportasi itu selama berbulan-bulan.
Kepada wartawan hari Rabu (10/7), penjabat Direktur Layanan Kewarganegaraan dan Imigrasi Amerika (USCIS) Ken Cuccinelli mengatakan, badan itu akan lebih dulu menarget 1 juta imigran yang tinggal di Amerika dan telah menerima surat perintah deportasi.
Kepada VOA, seorang pejabat ICE mengatakan, "belum diketahui" jumlah keseluruhan orang yang menerima surat perintah deportasi atau telah dimasukkan proses deportasi. ICE melaporkan 256.085 untuk tahun fiskal 2018 dan 226.119 untuk tahun 2017.
Menurut New York Times, razia itu bisa memicu deportasi “tambahan” terhadap imigran gelap yang kebetulan berada di tempat kejadian tetapi bukan sasaran operasi. Harian tersebut mengutip pejabat imigrasi yang mengatakan, keluarga imigran yang ditangkap akan ditahan bersama dan segera dideportasi.
Di Gedung Kongres Amerika, Capitol Hill, ketua fraksi Demokrat yang minoritas di Senat Chuck Schumer dari New York mengecam razia itu dan menilainya kejam.
"Ini bukan upaya mengusir orang-orang yang membahayakan - tetapi tindakan brutal untuk menyebar ketakutan di kalangan komunitas imigran," ujarnya. (ka/al)