Kegiatan reformasi sosial dan ekonomi yang diadakan di Arab Saudi membuat sebagian orang sangat gembira, lainnya lebih berhati-hati, dan beberapa kaum konservatif atau fanatik tidak memahaminya atau bahkan marah.
Putra Mahkota Saudi Mohammed Ben Salman mengatakan kepada khalayak penanam modal dalam konferensi bulan Oktober bahwa ia hanyalah berusaha mengembalikan Arab Saudi ke Islam moderat yang pernah berlaku sebelum Revolusi Iran tahun 1979. Ia menekankan bahwa 70 persen warga Saudi di bawah usia 30 tahun dan berjanji untuk tidak menghabiskan 30 tahun lagi kehidupan kami hidup berdasarkan gagasan ekstrimis.
Putra Mahkota yang muda itu juga mengusulkan rencana yang ambisius untuk zona ekonomi baru di Laut Merah dekat Yordania dan Mesir. Bulan April, ia mengajukan peta jalan ekonomi bagi kerajaan itu, yang dinamakan "Vision 2030". Bagian dari rencana itu mengharuskan penswastaan lima persen dari perusahaan minyak utama negara itu, Aramco, di samping menarik investasi modal asing.
Seorang wartawan Perancis yang sudah 12 tahun bekerja di Arab Saudi mengatakan kepada VOA dia yakin Arab Saudi sedang dalam krisis karena penurunan harga minyak, dan oleh karena itu Arab Saudi sedang terdesak untuk menganekaragamkan ekonominya, yang mengharuskan reformasi masyarakat yang melibatkan perempuan dan kaum muda. [gp]