Banyak pemimpin dunia memuji peran Ariel Sharon yang signifikan dalam sejarah Israel, namun pengkritiknya juga punya pendapat.
Presiden Amerika Barack Obama dan istrinya, Michelle, mengirim ucapan belasungkawa kepada keluarga mantan perdana menteri Israel, Ariel Sharon, dan rakyat Israel. Mereka menegaskan kembali "komitmen yang tak tergoyahkan" bagi keamanan Israel dan bagi tujuan "dua negara yang hidup berdampingan dalam damai dan aman."
Presiden Israel Shimon Peres, teman lama dan saingan Sharon, menyebutnya "prajurit dan pemimpin berani" yang mencintai bangsanya yang juga mencintainya.
Dalam salah satu komentar pertama setelah mengumumkan kematian pendahulunya, Sabtu (11/1) di rumah sakit dekat Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan "kesedihan yang mendalam,” dan mengatakan kenangan tentang Sharon akan hidup selamanya di dalam hati bangsa.
Para pemimpin Palestina mengecam Sharon, yang sangat mereka tentang sepanjang masa kekuasaannya. Hamas yang kini menguasai Gaza menyebutnya "tiran", dan pemimpin gerakan Fatah, Jibril Rajoub, menyebut Sharon "kriminal" dan menyatakan penyesalannya karena Sharon tidak pernah diseret ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut Sharon "pahlawan bagi rakyatnya, pertama sebagai prajurit, kemudian negarawan.” Ia memuji ‘keberanian politik’ mantan perdana menteri itu yang ia tunjukkan pada 2005, ketika Israel secara sepihak menarik pemukim dan tentara keluar dari Jalur Gaza.
Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Sharon adalah aktor utama dalam sejarah negaranya. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Israel "kehilangan seorang pemimpin penting."
Wakil Presiden Amerika Joe Biden mengatakan ia berharap memberi penghormatan kepada Sharon dengan memimpin delegasi Amerika ke upacara pemakamannya. Ketua DPR AS John Boehner menyebut Sharon salah seorang "prajurit-negarawan terbesar dalam sejarah modern" dengan pengabdian bagi perdamaian yang "tak terbantahkan".
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Sharon siap membuat "keputusan sulit karena ia tahu tanggung jawabnya kepada rakyatnya baik untuk menjamin keamanan mereka maupun memberi kesempatan apa saja bagi harapan bahwa mereka bisa hidup dalam damai."
Kerry mengatakan ia dan yang lainnya menghormati peninggalan Sharon dengan bekerja untuk mencapai tujuan Israel yang kuat dan damai. Mantan presiden Bill Clinton dan istrinya, mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, mengatakan dalam pernyataan bersama, mereka merasa terhormat bekerja sama dengan Sharon, berdebat dengannya dan menyaksikannya berusaha menemukan jalan yang tepat bagi Israel.
Presiden Israel Shimon Peres, teman lama dan saingan Sharon, menyebutnya "prajurit dan pemimpin berani" yang mencintai bangsanya yang juga mencintainya.
Dalam salah satu komentar pertama setelah mengumumkan kematian pendahulunya, Sabtu (11/1) di rumah sakit dekat Tel Aviv, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan "kesedihan yang mendalam,” dan mengatakan kenangan tentang Sharon akan hidup selamanya di dalam hati bangsa.
Para pemimpin Palestina mengecam Sharon, yang sangat mereka tentang sepanjang masa kekuasaannya. Hamas yang kini menguasai Gaza menyebutnya "tiran", dan pemimpin gerakan Fatah, Jibril Rajoub, menyebut Sharon "kriminal" dan menyatakan penyesalannya karena Sharon tidak pernah diseret ke Pengadilan Kriminal Internasional.
Sekretaris Jenderal PBB Ban Ki-moon menyebut Sharon "pahlawan bagi rakyatnya, pertama sebagai prajurit, kemudian negarawan.” Ia memuji ‘keberanian politik’ mantan perdana menteri itu yang ia tunjukkan pada 2005, ketika Israel secara sepihak menarik pemukim dan tentara keluar dari Jalur Gaza.
Presiden Perancis Francois Hollande mengatakan Sharon adalah aktor utama dalam sejarah negaranya. Perdana Menteri Inggris David Cameron mengatakan Israel "kehilangan seorang pemimpin penting."
Wakil Presiden Amerika Joe Biden mengatakan ia berharap memberi penghormatan kepada Sharon dengan memimpin delegasi Amerika ke upacara pemakamannya. Ketua DPR AS John Boehner menyebut Sharon salah seorang "prajurit-negarawan terbesar dalam sejarah modern" dengan pengabdian bagi perdamaian yang "tak terbantahkan".
Menteri Luar Negeri John Kerry mengatakan Sharon siap membuat "keputusan sulit karena ia tahu tanggung jawabnya kepada rakyatnya baik untuk menjamin keamanan mereka maupun memberi kesempatan apa saja bagi harapan bahwa mereka bisa hidup dalam damai."
Kerry mengatakan ia dan yang lainnya menghormati peninggalan Sharon dengan bekerja untuk mencapai tujuan Israel yang kuat dan damai. Mantan presiden Bill Clinton dan istrinya, mantan Menteri Luar Negeri AS Hillary Clinton, mengatakan dalam pernyataan bersama, mereka merasa terhormat bekerja sama dengan Sharon, berdebat dengannya dan menyaksikannya berusaha menemukan jalan yang tepat bagi Israel.