Pilot sebuah pesawat penumpang Brazil yang jatuh pada bulan lalu dan menewaskan 62 orang di dalamnya, melaporkan kegagalan sistem untuk mencairkan lapisan es dari pesawat. Hal itu terungkap dalam laporan awal yang dipublikasikan pada Jumat (6/9) oleh pihak berwenang Brazil.
Penyelidik berhati-hati untuk tidak mengatakan bahwa sistem tersebut adalah penyebab kecelakaan, dan menekankan bahwa masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan. Namun, laporan mereka semakin memperkuat hipotesis utama para ahli penerbangan: bahwa hilangnya daya angkat disebabkan oleh pembentukan es di sayap pesawat dan kegagalan sistem pencairan lapisan es. Laporan cuaca sejak hari kecelakaan memperkirakan terbentuknya es di wilayah tempat pesawat jatuh.
Rekaman dari perekam suara kokpit termasuk komentar dari pilot yang mengindikasikan es menumpuk dan sistem pencarian es tidak berfungsi, kata Paulo Froes, penyelidik di pusat investigasi dan pencegahan kecelakaan udara angkatan udara, kepada wartawan di Brasilia.
BACA JUGA: Pesawat Jatuh dan Terbakar di Sao Paulo, Brazil, 62 Tewas"Masih banyak keraguan. Kecelakaan ini seharusnya tidak terjadi, tidak dalam kondisi saat pesawat terbang dan dioperasikan. Pesawat itu memiliki peralatan perlindungan," kata Carlos Henrique Baldin, kepala divisi investigasi pusat tersebut, kepada wartawan.
Dioperasikan oleh maskapai penerbangan Voepass, penerbangan tersebut berangkat pada 9 Agustus dari Kota Cascavel, di negara bagian Parana, menuju bandara internasional Guarulhos di Sao Paulo. Pesawat tersebut menabrak halaman belakang sebuah rumah di komunitas yang terjaga keamanannya di Kota Vinhedo, sekitar 80 kilometer barat laut Sao Paulo.
Rekaman video pesawat jenis turboprop bermesin ganda ATR 72 yang jatuh saat berputar datar membuat ngeri masyarakat Brazil. [ft/ah]