Terbangun oleh deru angin yang mengoyak lingkungan tempat tinggalnya di Maui, Hawaii, Shane Treu keluar dari rumahnya saat fajar dan melihat tiang listrik kayu tiba-tiba patah. Kilatan kabelnya menimbulkan percikan api yang jatuh ke rerumputan kering di tanah dan dengan cepat memicu deretan api.
Ia lantas menelepon layanan darurat dan menyiarkan video upayanya untuk memadamkan kobaran api di Lahaina, termasuk dengan membasahi propertinya dengan selang taman, di laman Facebooknya.
Video Treu dan lainnya menangkap momen-momen awal kebakaran hutan dan lahan (karhutla) paling mematikan di Amerika Serikat (AS) dalam lebih dari seabad terakhir.
BACA JUGA: Biden dan Ibu Negara AS akan Tinjau Kerusakan Kebakaran di Maui SeninKini rekaman video tersebut menjadi bukti kunci yang mengarah pada jatuhnya tiang-tiang listrik sebagai kemungkinan penyebabnya.
Hawaiian Electric Co. menghadapi kritik karena tidak mematikan listrik di tengah peringatan angin kencang dan tetap menyalakannya, bahkan saat puluhan tiang mulai tumbang.
Gugatan perwakilan kelompok (class action) sudah diajukan untuk meminta perusahaan itu bertanggung jawab atas kematian sedikitnya 99 orang dalam karhutla itu.
Gugatan itu mengutip dokumen perusahaan itu sendiri, yang menjelaskan bahwa pihak perusahaan mengetahui pemadaman listrik seperti yang dilakukan di California merupakan strategi yang efektif untuk mencegah kebakaran hutan dan lahan, tetapi tidak menerapkannya.
Hawaiian Electric menolak mengomentari tuduhan dalam gugatan itu maupun pertanyaan apakah pihaknya pernah memadamkan listrik dengan alasan angin kencang sebelumnya.
Namun, presiden sekaligus Kepala Eksekutif (Chief Executive Officer/CEO) perusahaan itu, Shelee Kimura, mengatakan dalam konferensi pers pada Senin (14/8) bahwa banyak faktor yang memengaruhi keputusan itu. Termasuk kemungkinan dampak yang diakibatkan oleh pemadaman listrik terhadap orang-orang yang bergantung pada peralatan medis khusus dan petugas pemadam kebakaran yang memerlukan listrik untuk memompa air.
BACA JUGA: Korban Kebakaran Hutan Hawaii Capai 99 Orang, Mungkin Terus NaikDalam konferensi pers yang sama, Kepala Kepolisian Maui John Pelletier juga mengungkapkan rasa frustrasinya karena orang-orang mengeluhkan pemadaman listrik yang tidak dilakukan lebih awal, tapi pada saat yang sama juga mengeluh minimnya layanan seluler dan internet yang membuat banyak orang masih belum ditemukan.
Mikal Watts, salah satu pengacara di balik gugatan bersama itu, mengatakan kepada kantor berita the Associated Press (AP) pekan ini bahwa ia sedang berada di Maui untuk mewawancarai para saksi mata dan “mengumpulkan video-video yang direkam pada saat bersamaan.”
“Ada bukti meyakinkan yang tertangkap video bahwa setidaknya salah satu sumber percikan api dari kabel listrik terjadi ketika pohon-pohon tumbang ke kabel listrik Hawaiian Electric,” kata Watts, yang membenarkan bahwa ia merujuk pada video milik Treu.
Treu merekam tiga video ke Facebook pada 8 Agustus lalu, mulai pukul 06.40 pagi waktu setempat, tiga menit setelah pihak berwenang mengatakan mereka menerima laporan kebakaran pertama.
Sambil memegang selang dengan satu tangan dan telepon genggam dengan tangan lainnya, Tru menyiarkan langsung ketika mobil polisi pertama tiba di lokasi dan memperingatkan polisi tentang kabel listrik yang menyala yang tergeletak di jalanan.
BACA JUGA: Korban Kebakaran Hawaii Keluhkan Ketiadaan Peringatan BahayaPada satu kesempatan, ia mendekatkan lensa kameranya ke salah satu kabel yang menggantung di rerumputan yang hangus, dikelilingi oleh api berwarna jingga.
Rumah Treu selamat dari kobaran api, tetapi dari citra satelit yang ditinjau oleh AP, sekitar 500 yard berlawanan arah angin, lingkungan tempat tinggalnya hangus menjadi abu.
Meskipun para pakar mengatakan bahwa bukti awal menunjukkan bahwa beberapa kobaran api mungkin menyala di dalam dan di sekitar Lahaina pada 8 Agustus, tidak ada catatan yang menunjukkan terjadinya sambaran petir maupun penyebab alami lainnya yang memicu kebakaran tersebut. [rd/rs]