Seorang remaja 16 tahun yang dituduh menikam dua pastor saat berlangsungnya misa di gereja Sydney, telah didakwa melakukan aksi terorisme.
Remaja tersebut berbicara dalam bahasa Arab tentang Nabi Muhammad yang dihina setelah dia diduga menikam Uskup Mar Mari Emmanuel dan Pastor Isaac Royel pada misa Gereja Ortodoks Asiria Senin (15/4) malam, yang disiarkan secara online.
Uskup merilis pernyataan audio pada hari Kamis (18/4) yang mengatakan bahwa dia “baik-baik saja, pulih dengan sangat cepat” dan bahwa dia memaafkan penyerangnya.
Menurut laporan media, anak laki-laki tersebut telah divonis bersalah pada bulan Januari atas berbagai pelanggaran, termasuk kepemilikan pisau lipat, mempersenjatai diri dengan maksud untuk melakukan pelanggaran yang dapat didakwa, menguntit, mengintimidasi, dan merusak properti.
Ketika itu dia dibebaskan dari pengadilan dengan alasan berperilaku baik, tetapi dikeluarkan dari sekolah karena membawa pisau ke kelas. Remaja tersebut menderita luka parah di tangannya ketika umat di Gereja Kristus Gembala Baik meringkusnya.
Dia kemungkinan akan tetap berada di rumah sakit yang dirahasiakan di bawah penjagaan polisi selama beberapa hari. Dia belum dikenai dakwaan.
Sekelompok orang yang jumlahnya mencapai 600 orang berkumpul di gereja setelah serangan itu, beberapa di antaranya menuntut polisi agar menyerahkan remaja itu. Kerusuhan berjam-jam menyebabkan 51 polisi terluka. Masjid-masjid di Sydney juga menerima ancaman bom molotov.
Uskup Emmanuel menggunakan pernyataannya untuk menyerukan ketenangan setelah serangan itu, yang merupakan serangan pisau kedua di Australia dalam seminggu, setelah seorang pria menikam enam orang hingga tewas di sebuah pusat perbelanjaan Sydney yang sibuk pada hari Sabtu sebelum dia ditembak mati. [lt/ab]