Pada Desember 2020, Avi Schiffmann yang ketika itu baru berusia 17 tahun, mengembangkan sebuah aplikasi pelacak COVID-19 yang membuatnya dianugerahi penghargaan "Person of the Year tahun 2020" dari Webby Awards.
Ia kemudian melanjutkan pendidikannya ke Harvard sambil meneruskan kegiatannya. Pada 28 Februari 2022, hanya empat hari setelah Rusia menginvasi Ukraina, ia memiliki gagasan baru, aplikasi yang membantu pengungsi Ukraina menemukan tempat aman di berbagai negara. Aplikasi ini dirilis awal Maret lalu.
Your browser doesn’t support HTML5
Schiffmann, kreator aplikasi Ukraine Take Shelter mengatakan, “Saya mencari tahu mengenai apa yang sesungguhnya terjadi dan saya perhatikan ada banyak pengungsi yang meninggalkan negara itu ke Polandia, Jerman, Moldova, Hungaria dan lain-lain … Tetapi perangkat yang mereka gunakan untuk mencocokkan mereka dengan tuan rumah sangat tidak efisien dan tidak dapat menjangkau jutaan pengungsi.”
Ia pun menciptakan website sederhana yang terlihat seperti papan buletin dan dapat bekerja di perangkat apa pun. Para pengungsi dapat memasukkan lokasi mereka ke aplikasi itu dan langsung dicocokkan dengan tuan rumah di daerahnya yang bersedia memberi mereka tempat tinggal gratis. Schiffmann mengembangkan aplikasi itu dengan bantuan seorang teman, Marco Burstein.
Burstein, seorang pengembang web, mengemukakan, “Saya telah melihat banyak cuplikan tayangan yang direkam para pengungsi Ukraina dan dimuat online. Anda benar-benar memiliki akses ke apa yang sedang terjadi. Avi dan saya sama-sama melihat peluang ini untuk mencoba membantu orang-orang melalui minat kami pada teknologi.”
Schiffman menambahkan,“Kami tidak tidur selama tiga hari, kami hanya begadang dan mengerjakan website itu sepanjang siang dan malam.”
Ukraine Take Shelter, demikian nama website yang mereka garap itu. Dalam beberapa hari saja, lebih dari 10 ribu orang dari seluruh dunia telah secara sukarela membantu pengungsi Ukraina. Dengan pemberitahuan deksriptif singkat, orang menyatakan berapa banyak pengungsi yang dapat mereka tampung, untuk berapa lama, dan apakah mereka juga dapat membantu menyediakan bantuan hukum dan medis di negara baru para pengungsi.
Pemberitahuan itu diposting dalam bahasa Jerman, Norwegia, Polandia, Prancis dan Inggris. Berkat perangkat penerjemah yang terpasang di dalamnya, para pengungsi dapat membaca pesan itu dalam bahasa ibu mereka.
Begitu tuan rumah ditemukan, para pengungsi dapat berhubungan dengan mereka melalui Telegram, Signal atau WhatsApp. Setiap pemberitahuan memuat informasi kontak tuan rumah.
Burstein menambahkan,“Kami memiliki mekanisme antibot untuk mencegah pengambilan informasi, kami memiliki sistem pelaporan yang disempurnakan, di mana pengguna dapat melaporkan unggahan yang tidak patut, dan posting itu dapat dipindahkan dan pada akhirnya dibuang dari hasil pencarian. Kami memiliki pedoman untuk para pengungsi, sehingga mereka dapat memastikan bahwa tuan rumah adalah orang yang sah dan orang yang berbincang dengan mereka di telepon adalah orang yang akan mereka temui secara langsung.”
Schiffman juga menambahkan,“Kami benar-benar mendesain web ini seaman dan seselamat mungkin.”
Kamil Malinowski di Krakow, Polandia, membantu sebanyak mungkin orang yang ia mampu. Ia menjelaskan,“Hari ini saya membantu seorang ibu dan putranya yang berusia 15 tahun. Mereka belum tidur selama 24 jam terakhir, Dan mereka baru saja masuk ruang tamu saya, sekarang mereka sedang tidur dan mungkin mereka akan terus tidur sampai besok. Mereka akan terbang besok pagi.”
Para pengembang website ini terus memperbaiki situs tersebut dan berharap dapat mulai memasukkan informasi tentang bagaimana cara memperoleh status pengungsi secara legal di berbagai negara. [uh/ab]