Rencana Boikot Australia Terhadap Pariwisata Indonesia Tidak Relevan

  • Iris Gera

Menteri Pariwisata Indonesia, Arief Yahya (Foto: VOA/Iris Gera)

Pemerintah optimistis rencana boikot pemerintah Austlaia terhadap pariwisata Indonesia tidak akan berpengaruh negatif terhadap upaya pemerintah menjadikan sektor pariwisata sebagai penggerak ekonomi nasional.

Usai rapat terbatas di Istana Bogor, Senin (16/2), Menteri Pariwisata, Arief Yahya menjelaskan pertemuan Presiden Joko Widodo dengan sejumlah menteri membicarakan masalah sektor pariwisata yang akan dijadikan andalan bagi perekonomian Indonesia.

Untuk itu ditegaskan Menteri Pariwisata, Arief Yahya, pemerintah akan bekerja keras melakukan berbagai promosi tentang Indonesia keberbagai negara. Pemerintah menargetkan wisatawan asing datang ke Indonesia tahun ini sekitar 9,4 juta orang.

Terkait ancamana boikot oleh pemerintah Australia terhadap sektor pariwisata Indonesia jika pemerintah Indonesia menghukum mati dua penyelundup narkoba ke Indonesia yang berasal Australia, Menteri Arief Yahya menegaskan tidak akan berpengaruh signifikan untuk Indonesia. Bahkan menurut Menteri Arief Yahya, target kedatangan wisatawan Australia ke Indonesia akan ditingkatkan tahun ini.

“Pariwisata itu basisnya adalah people to people bukan government to government, jadi hubungan sosial dan hubungan budaya antar rakyat Indonesia dan rakyat Australia, sebaiknya tidak bilang tidak khawatir, kalau tidak khawatir mereka ingin membuktikannya, bisa dilihat dari angkanya, statistically tidak turun, wisatawan Australia sekarang sudah tembus satu juta kita harapkan tahun ini menjadi 1,2 juta, kita kan sekitar 9,4 juta,” kata Menteri Arief Yahya.

Menteri Pariwisata Arief Yahya menambahkan, pemerintah juga akan meningkatkan pendapatan negara melalui wisata bahari.

“Kelautan sekarang ini ironis tadi juga ditanyakan oleh presiden sumbangannya masih 10 persen, sedangkan Malaysia yang wisata bahari itu sudah 40 persen, oleh karenanya dalam lima tahun ini kita proyeksikan double menjadi 20 persen, kalau rupiahnya dari 1 milyar dolar Amerika menjadi 4 milyar dollar Amerika, jadi naik empat kali dan memang harus begitu karena dua per tiga dari terumbu karang dunia itu adanya di Indonesia dan itu kita kurang pandai untuk menjualnya,” jelas Arief Yahya.

Pada kesempatan sama, Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi mengatakan, Kementerian Luar Negeri akan mendukung penuh upaya pemerintah meningkatkan sektor pariwisata.​

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi (Foto: VOA/Iris Gera)

“Tadi juga saya sudah laporkan kepada presiden bahwa terkait dengan kementerian luar negeri kita mendukung sepenuhnya upaya kita untuk menarik wisatawan asing ke Indonesia, misalnya untuk pelayanan visa di perwakilan-perwakilan kita di luar negeri sebagaian besar sudah memakai on line application maksimal tiga hari kerja itu sudah selesai, cepat, tepat dan accountable,” kata Menlu Retno Marsudi.

Menteri Luar Negeri Retno Marsudi juga sempat menyampaikan rasa kecewanya terkait pendapat berbagai pihak terhadap rencana dilakukannya hukuman mati bagi dua warga Australia yang menyelundupkan narkoba ke Indonesia.

“Pada saat sekian juta anak muda Indonesia terkena dampak narkotika, dia itu kalau orang sakit flu diobati, satu minggu dia pulih, tetapi kalau dalam kasus korban narkotika itu bisa terjadi seumur hidupnya dia, tidak akan bisa terehabilitasi, kok jumlah jutaan itu tidak pernah dijadikan pertimbangan utama. Justeru hukuman yang diberikan kepada para pelaku kriminal narkoba yang selalu ditonjol-tonjolkan, jadi bagaimana rasa keadilan ini kita lihat,” imbuh Menlu Retno Marsudi.