Presiden Trump mengumumkan ketika Selasa memberi pidato State of the Union, bahwa dia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong-Un.Analis mengatakan kepada VOA, pengumuman itu tidak mencengangkan, tetapi pernyataan lainnya merupakan kejutan.
Presiden Trump mengumumkan dalam pidato State of the Union kapan dia akan bertemu dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un.
"Banyak pekerjaan yang harus dilakukan, tetapi hubungan saya dengan Kim Jong Un adalah hubungan yang baik. Pemimpin Kim dan saya akan bertemu lagi pada 27 dan 28 Februari di Vietnam,” kata Trump.
Juru bicara kepresidenan Korea Selatan mengatakan, Seoul berharap kedua negara akan membuat kemajuan dalam pertemuan ini.
"Kami berharap Vietnam merupakan tempat terbaik untuk menyelenggarakan pertemuan antar Korea Utara dan Amerika,” ujar Kim Eui-kyeom.
Sung-yoon Lee dari Tufts University memberitahu VOA lewat Skype bahwa pemilihan Vietnam sebagai lokasi KTT berikutnya punya makna khusus.
Your browser doesn’t support HTML5
"Kim Il Sung pada 1975 ketika Saigon akan jatuh, mengunjungi Beijing dan minta Mao Ze-dong dan pemimpin top untuk membantu dirinya melakukan apa yang dilakukan Hanoi di selatan setelah berhasil memaksa Amerika menandatangani sebuah persetujuan perdamaian untuk meninggalkan Vietnam selatan, dan menyaksikan rezim Vietnam Selatan jatuh.Ini merupakan model Vietnam yang sempurna untuk rezim Kim,” kata Sung-yoon Lee.
Harry Kazianis dari the Center for the National Interest, memberitahu VOA lewat Skype kurun waktu KTT berikutnya juga harus diperhatikan.
"Hal itu menunjukkan kepada saya, ada sesuatu yang besar sedang diolah. Saya punya perasaan, saya rasa adalah sebuah deklarasi perdamaian.Saya juga berpikir Korea Utara cukup serius dan memberi sinyal kepada Amerika, dan Seoul, siapa saja yang mau mendengar, mereka menginginkan sebuah pembebasan dari sanksi,” ulas Kazianis. [jm]