Pengadilan Rusia pada Rabu (28/8) menjatuhkan hukuman 18 tahun penjara kepada seorang insinyur, atas upaya yang gagal untuk meledakkan kantor perekrutan militer, kantor berita negara TASS melaporkan.
Sejak memulai serangan ke Ukraina pada 2022, Rusia telah menindak tegas perbedaan pendapat dan protes, dengan hukuman berat dari pengadilan.
Dua orang lainnya juga dijatuhi hukuman pada Rabu, dalam kasus-kasus yang terkait dengan Ukraina atau konflik tersebut.
Dituduh mencoba meledakkan kantor perekrutan tentara, Artyom Lozovoi, 39 tahun, dihukum atas berbagai tuduhan, termasuk pengkhianatan.
Pengadilan militer yang diadakan secara tertutup menyatakan dia bersalah atas pengkhianatan dalam bentuk spionase, mempersiapkan “serangan teror” dan penanganan bahan peledak secara ilegal.
BACA JUGA: Rudal Rusia Hantam Hotel Tempat Menginap WartawanLozovoi, seorang warga Krasnodar selatan, telah ditahan sejak ditangkap pada 2023. Dia tertangkap saat memasuki tempat penyimpanan bahan peledak, dan hendak mencuri bahan peledak, yang akan dia gunakan untuk meledakkan kantor pendaftaran militer di kota Voronezh, Rusia bagian tengah, kantor berita TASS melaporkan, mengutip dinas keamanan FSB.
Pengadilan menjatuhkan hukuman tiga tahun penjara yang diikuti dengan 15 tahun penahanan di sebuah koloni yang terkucil dan dijaga ketat, serta mendendanya sebesar 700.000 rubel atau $7.660.
TASS juga melaporkan, di persidangan yang dibuka bulan ini Lozovoi mengaku bersalah.
Jaksa penuntut mengatakan, dia telah memutuskan untuk bergabung dengan unit militer pro-Ukraina yang terdiri dari warga negara Rusia yang bertempur di Ukraina, Freedom of Russia Legion.
Rusia telah mengadili sejumlah orang karena mencoba bergabung dengan unit tersebut. Rusia mengalami gelombang serangan pembakaran di kantor-kantor militer setelah Kremlin mengumumkan gerakan mobilisasi militer yang tidak populer pada September 2022.
Dalam kasus terpisah pada Rabu, Anastasia Zibrova, seorang pawang anjing dari wilayah Moskow, dijatuhi hukuman lima tahun di koloni hukuman karena mengomentari perang Ukraina, kata kelompok bantuan hukum Rusia dan pemantau OVD-Info.
Dalam unggahannya, Zibrova mengomentari serangan di stasiun kereta api di kota Kramatorsk, Ukraina, pada bulan 2022.
Dalam salah satu serangan dengan jumlah korban terbanyak di konflik tersebut, rudal Rusia menghantam stasiun itu, menewaskan 61 orang dan melukai 160 orang, menurut pejabat Ukraina. Menurut OVD-Info, lebih dari seribu orang telah dituntut di Rusia, karena mengkritik serangan Rusia terhadap Ukraina sejak dimulainya konflik bersenjata pada Februari 2022.
Dalam kasus ketiga pada Rabu, pengadilan militer menjatuhkan hukuman penjara 4,5 tahun kepada warga Ukraina, Andriy Martsenyuk karena bersiap untuk membakar kantor polisi militer setempat, Interfax melaporkan, mengutip cabang FSB setempat. [ns/ab]