Resesi ekonomi mendorong banyak perusahaaan di Michigan melakukan diversivikasi dengan masuk ke dalam industri pakaian jadi.
Industri otomotif Amerika telah lama berada di Michigan sejak masa Henry Ford, yang mengembangkan manufakturing otomotif modern. Namun, industri otomotif di negara bagian itu kehilangan banyak lapangan kerja selama resesi. Sekarang perusahaan-perusahaan di Michigan masuk ke dalam industri pakaian untuk menghadapi kesulitan ekonomi pada masa mendatang.
Perusahaan TD Industrial Coverings di Sterling Heights, Michigan, memproduksi pembungkus robot terbuat dari nilon yang digunakan dalam fasilitas perakitan.
Tetapi, ketika ketiga perusahaan otomotif besar Amerika hampir bangkrut tahun 2008, pimpinan perusahaan itu, Mark D’Andreta, mem-PHK lebih dari 75 persen pegawainya. Ia mengatakan, “Saya tidak mau mengalami itu. Jadi, kami memutuskan menggeluti bidang lain, di luar industri otomotif. Karena yang kami lakukan adalah memotong kain dan menjahitnya, kami memulai industri pakaian.”
Benar, pakaian jadi.
D’Andretta merupakan salah satu dari sekian banyak pebisnis di Michigan yang mencoba industri pakaian sebagai cara untuk melakukan diversivikasi di luar sektor otomotif.
“Saya memisahkan kedua usaha itu, sehingga saya bisa tahu apa yang terjadi di bidang pakaian jadi dan yang terjadi di bidang otomotif. Kami mempekerjakan penjahit sesuai dengan beban kerja dan seberapa banyak pesanan yang kami dapat. Dengan melakukan hal itu kami bisa menyeimbangkan sumber-sumber yang kami miliki, sehingga upaya diversivikasi bisa terus dijalankan, dan masuk ke dalam bisnis pakaian,” paparmya.
Saat ini para penjahit di perusahaan D’Andreta membuat korset untuk para pelayan di sebuah kasino di Chicago.
D’Andreta mengatakan perusahaannya membuka lowongan kerja, tetapi kesulitan mencari pegawai yang cukup trampil.
Menejer kepegawaian Yelena Gaziyan mengetes para pelamar. Ia merasa punya pekerjaan yang lebih pasti saat ini, karena perusahaan itu punya lebih dari satu sektor usaha.
“Karena perusahaan ini punya kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen, membuka lebih banyak lapangan kerja, lebih banyak pegawai. Jadi lebih baik bagi kami,” ujarnya.
Dan lebih baik juga bagi Michigan.
Eleanor Fuchs, perencana pengembangan ekonomi, mendirikan Dewan Industri Pakaian Michigan tahun 2011, yang membantu perusahaan-perusahaan kecil pakaian jadi di seluruh negara bagian itu saling berhubungan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Ia mengatakan, “Kami ingin industri ini menjadi salah satu dari sekian banyak industri yang menciptakan diversivikasi perekonomian Michigan, serta membuatnya menjadi lebih besar dalam jangka panjang.”
Manufakturing pakaian jadi menghasilkan kurang dari lima juta dolar bagi perekonomian Michigan. Namun, negara bagian itu nantinya ingin disebut sebagai pusat manufakturing dengan label “Made in USA” yang lebih disukai konsumen.
Perusahaan TD Industrial Coverings di Sterling Heights, Michigan, memproduksi pembungkus robot terbuat dari nilon yang digunakan dalam fasilitas perakitan.
Tetapi, ketika ketiga perusahaan otomotif besar Amerika hampir bangkrut tahun 2008, pimpinan perusahaan itu, Mark D’Andreta, mem-PHK lebih dari 75 persen pegawainya. Ia mengatakan, “Saya tidak mau mengalami itu. Jadi, kami memutuskan menggeluti bidang lain, di luar industri otomotif. Karena yang kami lakukan adalah memotong kain dan menjahitnya, kami memulai industri pakaian.”
Benar, pakaian jadi.
D’Andretta merupakan salah satu dari sekian banyak pebisnis di Michigan yang mencoba industri pakaian sebagai cara untuk melakukan diversivikasi di luar sektor otomotif.
“Saya memisahkan kedua usaha itu, sehingga saya bisa tahu apa yang terjadi di bidang pakaian jadi dan yang terjadi di bidang otomotif. Kami mempekerjakan penjahit sesuai dengan beban kerja dan seberapa banyak pesanan yang kami dapat. Dengan melakukan hal itu kami bisa menyeimbangkan sumber-sumber yang kami miliki, sehingga upaya diversivikasi bisa terus dijalankan, dan masuk ke dalam bisnis pakaian,” paparmya.
Saat ini para penjahit di perusahaan D’Andreta membuat korset untuk para pelayan di sebuah kasino di Chicago.
D’Andreta mengatakan perusahaannya membuka lowongan kerja, tetapi kesulitan mencari pegawai yang cukup trampil.
Menejer kepegawaian Yelena Gaziyan mengetes para pelamar. Ia merasa punya pekerjaan yang lebih pasti saat ini, karena perusahaan itu punya lebih dari satu sektor usaha.
“Karena perusahaan ini punya kesempatan untuk mendapatkan lebih banyak konsumen, membuka lebih banyak lapangan kerja, lebih banyak pegawai. Jadi lebih baik bagi kami,” ujarnya.
Dan lebih baik juga bagi Michigan.
Eleanor Fuchs, perencana pengembangan ekonomi, mendirikan Dewan Industri Pakaian Michigan tahun 2011, yang membantu perusahaan-perusahaan kecil pakaian jadi di seluruh negara bagian itu saling berhubungan untuk mengembangkan bisnis mereka.
Ia mengatakan, “Kami ingin industri ini menjadi salah satu dari sekian banyak industri yang menciptakan diversivikasi perekonomian Michigan, serta membuatnya menjadi lebih besar dalam jangka panjang.”
Manufakturing pakaian jadi menghasilkan kurang dari lima juta dolar bagi perekonomian Michigan. Namun, negara bagian itu nantinya ingin disebut sebagai pusat manufakturing dengan label “Made in USA” yang lebih disukai konsumen.