Badan pengawas keamanan otomotif AS, yang memperkeras sikapnya terhadap cacat manufaktur, mengumumkan hari Minggu (26/7) denda yang mencapai rekor yaitu US$105 juta untuk Fiat Chrysler Automobiles NV karena penyimpangan dalam penarikan jutaan kendaraan terkait masalah keamanan.
Persetujuan produsen mobil Italia-AS dengan badan pengawas NHTSA tersebut memiliki opsi pembelian kembali yang belum pernah ada sebelumya, yang mencakup ratusan ribu kendaraan, dan lebih dari satu juta Jeep, yang pemiliknya dapat menerima pertukaran atau insentif keuangan untuk memperbaiki mobilnya.
Fiat Chrysler juga sepakat untuk menyerahkan audit pengawas independen atas kinerja penarikannya dalam periode tiga tahun.
Denda $105 juta itu menetapkan standar baru untuk perjanjian NHTSA dengan produsen mobil, melebihi denda rekor sebelumnya yaitu $70 juta untuk Honda Motor Co bulan Januari lalu karena gagal melaporkan kematian, cedera dan klaim lainnya.
Tahun lalu, General Motors Co diperintahkan membayar $35 juta untuk penundaan selama setahun dalam melaporkan kerusakan tombol pembakaran yang terkait dengan lebih dari 120 kematian.
NHTSA telah mengambil langkah penegakan aturan yang lebih agresif di bawah pemimpin barunya, Mark Rosekind, setelah dikecam oleh Kongres karena penyimpangan dalam menangani kerusakan-kerusakan yang mematikan, termasuk kantong udara Takata Corp dan tombol pembakaran GM.
"Pola kinerja buruk dari Fiat Chrysler membuat jutaan pelanggan dan publik yang berkendara berisiko," ujar Rosekin.
Unit Fiat Chrysler di AS, FCA US LLC, sebelumnya bernama Chrysler Group LLC, mengatakan menerima konsekuensi-konsekuensi persetujuan tersebut.
Denda itu termasuk pembayaran uang tunai sebesar $70 juta, persetujuan bahwa Fiat Chrysler akan mengeluarkan $20 juta untuk meningkatkan proses penarikan dan tambahan $15 juta jika pembuat otomotif itu ditemukan melakukan pelanggaran lebih jauh.