Militer Suriah meluncurkan serangkaian serangan udara hebat hari Minggu (7/4) yang menarget tujuh kota atau wilayah, menewaskan sedikitnya 20 orang.
Setelah pemberontak mencapai kemajuan selama berminggu-minggu di bagian Selatan Suriah, rezim negara itu meluncurkan serangkaian serangan udara hebat dan meluas hari Minggu yang menarget paling sedikit tujuh kota atau wilayah, dan menewaskan sedikitnya 20 orang.
Pemerintah juga mendesak pemberontak agar meletakkan senjata, seraya mengingatkan melalui SMS bahwa militer akan memburu mereka.
Televisi pemerintah mengatakan tujuan utama serangan udara itu adalah merebut kembali wilayah-wilayah yang diambil “teroris”, istilah yang digunakan rezim Suriah bagi pejuang oposisi dalam perang saudara di sana.
Pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad mencapai kemajuan dalam beberapa pekan, khususnya di selatan, dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka merebut pangkalan-pangkalan militer dan kota-kota di kawasan strategis antara Damaskus dan perbatasan dengan Yordan.
Pekan lalu mereka berusaha merebut wilayah di perbatasan dengan Yordania, yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan ibukota, terhadap Damaskus.
Sebagian faksi pemberontak menerima senjata dalam jumlah besar melalui Yordania, serta pelatihan di sana oleh Amerika dan negara-negara lain.
Pemerintah juga mendesak pemberontak agar meletakkan senjata, seraya mengingatkan melalui SMS bahwa militer akan memburu mereka.
Televisi pemerintah mengatakan tujuan utama serangan udara itu adalah merebut kembali wilayah-wilayah yang diambil “teroris”, istilah yang digunakan rezim Suriah bagi pejuang oposisi dalam perang saudara di sana.
Pemberontak yang berusaha menggulingkan Presiden Bashar al-Assad mencapai kemajuan dalam beberapa pekan, khususnya di selatan, dekat perbatasan dengan Yordania. Mereka merebut pangkalan-pangkalan militer dan kota-kota di kawasan strategis antara Damaskus dan perbatasan dengan Yordan.
Pekan lalu mereka berusaha merebut wilayah di perbatasan dengan Yordania, yang dapat digunakan untuk melancarkan serangan ibukota, terhadap Damaskus.
Sebagian faksi pemberontak menerima senjata dalam jumlah besar melalui Yordania, serta pelatihan di sana oleh Amerika dan negara-negara lain.