Ribuan Demonstran Anti Pemerintah Berpawai di Khartoum

Para demonstran Sudan berbaris di sepanjang jalan sambil meneriakkan slogan-slogan saat berlangsungnya aksi protes anti-pemerintah di Khartoum, Sudan 25 Desember 2018.

Polis anti huru-hara dan tentara ditempatkan di berbagai penjuru ibu kota Sudan hari Selasa (25/12), sementara para demonstran yang menuntut pengunduran diri Presiden Omar al-Bashir mengancam akan berpawai ke istana presiden.

Video-video yang diunggah di Twitter memperlihatkan ribuan orang berpawai melalui jalan-jalan Khartoum, sementara aparat keamanan yang membawa senjata api terus mengawasi mereka.

Pawai ini menyusul protes sepekan yang dipicu oleh kenaikan tajam harga roti serta meluasnya kelangkaan bahan makanan dan bahan bakar.

Hari Senin, Bashir berjanji akan melakukan reformasi ekonomi “untuk memastikan kehidupan yang layak bagi warga.”

Amnesty International Selasa menyatakan memiliki “laporan-laporan yang kredibel” bahwa 37 pengunjuk rasa telah ditembak mati oleh aparat keamanan sejak protes dimulai. Sarah Jackson, deputi direktur Amnesty untuk kawasan Afrika Timur, Danau Besar dan Tanduk Afrika, menuduh pasukan pemerintah “menggunakan kekuatan mematikan tanpa pandang bulu terhadap demonstran yang tidak bersenjata.”

Senin malam, Amerika Serikat, Inggris, Norwegia dan Kanada merilis pernyataan bersama yang menyebutkan mereka prihatin atas laporan penggunaan peluru tajam oleh pasukan keamanan terhadap para demonstran.

Menurut para pejabat pemerintah, protes-protes itu merupakan aksi para penyusup dan penyabot.

Bashir yang pekan depan akan berusia 75 tahun telah memerintah Sudan sejak ia merebut kekuasaan dalam kudeta tahun 1989.

Kantor berita resmi Sudan menyatakan presiden melakukan kunjungan yang telah direncanakan sebelumnya pada hari Selasa ke Wad Medani, ibukota negara bagian Jazeera, di sebelah selatan Khartoum. Sebuah foto memperlihatkan Bashir diapit dua pengawal, masing-masing membawa senapan seperti AK-47. [uh]