Ribuan dokter di Inggris melakukan aksi mogok kerja yang ke-11, Kamis (27/6) dalam perselisihan yang sudah berlangsung lama dengan pemerintah mengenai gaji dan kondisi kerja. Aksi itu mengganggu layanan rumah sakit hanya beberapa hari sebelum pemilu nasional.
Pemogokan selama lima hari yang dilakukan oleh dokter-dokter junior itu – yang masih berada di tahun-tahun awal karir mereka, menyoroti masalah-masalah yang dialami Layanan Kesehatan Nasional (NHS) yang sangat kekurangan dana. Topik mengenai layanan kesehatan publik yang didanai pemerintah ini menjadi perhatian utama warga Inggris yang akan memberikan suara dalam pemlu pada tanggal 4 Juli.
Dokter-dokter junior, yang menjadi tulang punggung perawatan rumah sakit dan klinik, telah terlibat dalam perselisihan gaji dengan pemerintah sejak akhir tahun 2022. Mereka melakukan mogok kerja selama enam hari pada bulan Januari, yang terpanjang dalam sejarah NHS, membuat rumah-rumah sakit terpaksa membatalkan puluhan ribu janji temu dokter dan operasi.
Pemogokan terbaru dimulai pada hari Kamis dan berakhir pada hari Selasa, hanya dua hari sebelum para pemilih memberikan suara mereka untuk memilih Majelis Rendah (House of Commons) yang baru.
Asosiasi Medis Inggris, serikat dokter negara itu, mengatakan gaji mereka turun seperempat dalam 15 tahun terakhir dan menuntut kenaikan gaji 35 persen. Serikat itu mengatakan dokter baru yang memenuhi syarat mendapat penghasilan sekitar 15 pound ($19) per jam, meskipun gaji meningkat pesat setelah tahun pertama. Upah minimum di Inggris hanya di atas 10 pound per jam.
Sumi Manirajan, wakil ketua komite dokter junior di serikat pekerja itu mengatakan bahwa kurangnya investasi selama bertahun-tahun telah mengakibatkan banyak dokter muda berbondong-bondong pindah ke negara-negara yang menawarkan gaji lebih baik, dan mereka yang bertahan terlalu banyak bekerja dan dibayar rendah.
“Dokter-dokter yang pernah berlatih bersama saya di London, dan mereka adalah dokter-dokter terbaik di negara ini, telah berangkat ke Selandia Baru. Dan sebenarnya yang membuat saya berpikir adalah mengapa saya tidak melakukan hal yang sama? Saya ingin dihargai atas pekerjaan yang saya lakukan,” katanya.
Manirajan, yang baru saja lulus dan bekerja dalam bidang kebidanan dan ginekologi, menambahkan bahwa ia melihat banyak perempuan menunggu lebih dari setahun untuk menjalani prosedur rutin. “Pasien-pasien ini kesakitan, dan kami sedih melihat pasien-pasien ini datang lagi dan lagi dengan masalah yang sama yang kami tahu bisa kami obati jika kami memiliki cukup dokter,” katanya.
Pemerintah Konservatif mengatakan mereka menaikkan gaji dokter antara 8,1 persen dan 10,3 persen tahun lalu dan mengatakan bahwa itu merupakan penyelesaian yang murah hati. Mereka menyatakan bahwa pihak berwenang tidak dapat memberi tawaran gaji selama periode prapemilu namun serikat dokter menolak untuk membatalkan pemogokan.
Manirajan mengatakan sangat disayangkan pemerintah memilih mengadakan pemilu padahal mengetahui perselisihan tersebut belum terselesaikan
Serikat pekerja medis menyatakan siap berunding dan telah melakukan beberapa diskusi dengan partai oposisi, Partai Buruh, yang memiliki keunggulan signifikan dalam jajak pendapat.
“Sulit untuk memahami bagaimana Partai Konservatif atau Partai Buruh dapat mewujudkan komitmen manifesto mereka untuk memulihkan kinerja NHS pada Parlemen berikutnya tanpa terlebih dahulu mengakhiri perselisihan tersebut,” kata Siva Anandaciva, kepala analis di lembaga think tank The King’s Fund. [ab/ka]