Puluhan ribu guru dan staf sekolah berunjuk rasa di Ibu Kota Portugal, Lisbon. Mereka menuntut upah yang lebih tinggi dan kondisi kerja yang lebih baik dalam salah satu protes terbesar dalam beberapa tahun belakangan.
Selama aksi damai, yang diselenggarakan oleh Persatuan Semua Profesional Pendidikan (STOP), para demonstran memegang spanduk dan meneriakkan slogan-slogan sambil mendesak Menteri Pendidikan Joao Costa untuk mundur.
Guru dengan gaji terkecil menghasilkan sekitar 1.100 euro atau 18 juta Rupiah per bulan. Dan guru yang bergaji besar sekalipun penghasilannya tak sampai 2.000 euro atau sekitar 32 juta Rupiah per bulan. Para pengunjuk rasa mengatakan upah mereka saat ini terlalu rendah, apalagi biaya hidup terus naik.
"Guru berhak mendapatkan gaji yang adil karena kami telah bekerja sepanjang hidup kami... kami tidak pernah korup dan kami tidak pernah mencuri seperti contoh-contoh buruk yang sayangnya dilakukan oleh para oknum politisi," kata Maria Duarte, guru sejarah berusia 62 tahun.
Kaum Sosialis, yang dipimpin oleh Perdana Menteri Antonio Costa, memenangkan mayoritas parlemen dalam pemilihan setahun yang lalu. Tetapi pemerintah telah menghadapi berbagai cobaan sejak saat itu. Sebanyak 13 menteri dan sekretaris negara meninggalkan jabatan mereka, sebagian karena mengahadapi tuduhan pelanggaran di masa lalu atau karena praktik-praktik yang dipertanyakan keabsahannya.
Para guru di seluruh negeri telah mogok kerja sejak awal Desember, membuat banyak siswa tidak dapat mengikuti pelajaran. Menteri pendidikan mengatakan pada hari Jumat (13/1) bahwa dia mungkin akan memaksa sebagian guru untuk kembali bekerja. [vm/ft]