Ribuan Perempuan AS akan Lakukan Aksi Unjuk Rasa di Tengah Pandemi

Sejumlah perempuan melakukan aksi demonstrasi di Grant Park pada 13 Oktober 2018 di Chicago, Illinois untuk menginspirasi partisipasi pemilih menjelang pemungutan suara paruh waktu di Amerika Serikat, sebagai ilustrasi. (Foto: AFP)

Penyelenggara “Women’s March” atau aksi unjuk rasa turun ke jalan oleh para perempuan memperkirakan aksi tersebut akan dihadiri oleh ribuan peserta di berbagai kota di Amerika pada Sabtu (17/10).

Penyelenggara unjuk rasa ini di Washington memusatkan perhatian pada berbagai isu politik aliran kiri, termasuk mendesak warga Amerika agar tidak memilih Presiden Trump kembali dan memprotes nominasi calon hakim agung Amy Coney Barrett, menyusul meninggalnya hakim agung Ruth Bader Ginsburg.

Menurut izin yang diterbitkan oleh the National Park Service, penyelenggara memperkirakan sekitar 6.000 hingga 10 ribu orang akan berkumpul di Freedom Plaza pada aksi demonstrasi yang dilakukan tengah hari dan dilanjutkan dengan melakukan aksi jalan kaki ke Gedung Mahkamah Agung.

Sebuah protes kontra yang diorganisir oleh kelompok perempuan konservatif akan berlangsung di Mahkamah Agung pada Sabtu (17/10). Forum Perempuan Independen merencanakan reli “’I'm With Her” yang mendukung konfirmasi Barrett.

Penyelenggara “Women’s March” mengatakan, mereka menganjurkan para peserta untuk menggunakan masker dan menjaga jarak sosial karena pandemi. Mereka juga tidak menganjurkan partisipasi orang yang tinggal di daerah akibat ancaman perebakan virus corona, dan meminta orang-orang di seluruh negara bergabung dengan unjuk rasa lokal dan tidak melakukan perjalanan jarak jauh.

Ratusan acara unjuk rasa serupa diperkirakan akan berlangsung pada Sabtu (17/10) di seluruh negara bagian, beberapa diselenggarakan secara virtual atau dengan konvoi mobil karena pandemi. [jm/ah]