Ribuan orang berkumpul di sebuah jembatan di kota Selma, negara bagian Alabama di bagian selatan Amerika, Minggu (8/3) untuk memperingati dan mengenang pengorbanan orang-orang yang berkumpul di jembatan yang sama setengah abad yang lalu pada hari yang kemudian dinamakan “Bloody Sunday” atau Minggu berdarah.
Banyak orang datang Minggu ini dari seluruh Amerika untuk menghadiri beberapa acara memperingati peristiwa itu.
Polisi memukuli dan menembakkan gas airmata pada para peserta pawai di depan jembatan di Selma tanggal 7 Maret 1965 ketika mereka berusaha berpawai dari Selma ke Montgomery untuk mendukung hak memilih bagi semua ras.
Dua minggu setelah hari itu, pemimpin hak sipil Martin Luther King, Jr. sukses memimpin pawai Selma ke Montgomery. Demonstrasi itu membantu menggalakkan Undang-Undang Hak Memilih tahun 1965 yang melarang diskriminasi berdasarkan ras.
Jaksa Agung Amerika Eric Holder memuji para aktivis tahun 1965 atas keberanian mereka dalam memperjuangkan hak memilih.
“Dengan tabuhan genderang derap kaki mereka yang tak henti-hentinya, mereka membangunkan hati nurani bangsa, dan mereka membengkokkan sedikit lebih jauh busur moral ke arah keadilan," ujarnya.
Sebelumnya, Presiden Barack Obama memperingati hari bersejarah itu dengan seruan kepada rakyat Amerika agar bekerjasama untuk negara yang lebih baik.