Ribuan orang di Istanbul, Turki hari Rabu (12/3) menuntut pengunduran diri PM Tayyip Erdogan akibat kematian seorang remaja demonstran, Berkin Elvan, setelah 9 bulan mengalami koma.
Ribuan orang di Istanbul, Turki hari Rabu (12/3) bergabung dalam prosesi pemakaman seorang remaja Turki yang tewas setelah sembilan bulan mengalami koma akibat dipukul tabung gas air mata dalam protes anti pemerintah. Prosesi pemakaman yang sekaligus aksi protes itu juga menuntut pengunduran diri PM Tayyip Erdogan.
Kematian Berkin Elvan, 15 tahun, Selasa, memicu bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru-hara di beberapa kota. Kantor berita pemerintah Anadolu mengatakan, 102 orang ditangkap di kota pelabuhan Izmir.
Hari Rabu, ribuan orang berkumpul di masjid dimana jenazah Berkin dibaringkan, dan kemudian mereka berpawai ke lokasi dimana ia dipukul kepalanya pada tanggal 16 Juni tahun lalu, sebelum berangkat ke lokasi pemakaman.
Para demonstran meneriakkan kata-kata seperti “Berkin Hidup Selamanya”, “Pemerintah Harus Mundur” dan “Tayyip Erdogan Pembunuh”. Beberapa demonstran melemparkan batu ke arah sebuah gedung partai berkuasa, memecahkan jendela-jendelanya.
Kemarahan para demonstran ditujukan pada Erdogan karena ia memerintahkan aksi penumpasan demonstrasi yang seringkali dengan kekerasan dan memuji polisi sebagai pahlawan.
Kematian Berkin Elvan, 15 tahun, Selasa, memicu bentrokan antara demonstran dan polisi anti huru-hara di beberapa kota. Kantor berita pemerintah Anadolu mengatakan, 102 orang ditangkap di kota pelabuhan Izmir.
Hari Rabu, ribuan orang berkumpul di masjid dimana jenazah Berkin dibaringkan, dan kemudian mereka berpawai ke lokasi dimana ia dipukul kepalanya pada tanggal 16 Juni tahun lalu, sebelum berangkat ke lokasi pemakaman.
Para demonstran meneriakkan kata-kata seperti “Berkin Hidup Selamanya”, “Pemerintah Harus Mundur” dan “Tayyip Erdogan Pembunuh”. Beberapa demonstran melemparkan batu ke arah sebuah gedung partai berkuasa, memecahkan jendela-jendelanya.
Kemarahan para demonstran ditujukan pada Erdogan karena ia memerintahkan aksi penumpasan demonstrasi yang seringkali dengan kekerasan dan memuji polisi sebagai pahlawan.