Ribuan Warga Diungsikan dari Republik Afrika Tengah

Para pengungsi yang melarikan diri dari memburuknya kondisi kemanusiaan dan kekerasan di Republik Afrika Tengah, menunggu di sebuah kamp transit di bandara di Abuja, 5 Januari 2014 (Foto: dok).

Badan migrasi internasional sedang mengungsikan ribuan orang asing yang terdampar di Republik Afrika Tengah, setelah dimintai bantuannya oleh sejumlah negara Afrika.
Pengungsian ribuan orang asing yang terdampar di Republik Afrika Tengah dilakukan dengan menggunakan pesawat terbang, setelah presiden Michel Djotodia dan Perdana Menteri Nicolas Tiengaye mengundurkan diri pada akhir sidang puncak para pemimpin masyarakat ekonomi Afrika Tengah (ECCAS) di Chad.

Menurut para pemimpin ECCAS, suatu perundingan akan diadakan di ibukota Afrika Tengah Bangui untuk menentukan siapa yang akan memimpin negara itu. Pengumuman itu dikeluarkan setelah terjadinya aksi kekerasan sektarian selama berbulan-bulan.

Tiga penerbangan pertama para pengungsi itu akan mengangkut kira-kira 800 orang warga Chad dari ibukota Bangui ke N’djamena. Ke-800 orang itu adalah bagian dari 2,500 warga Chad yang berlindung di bandara Bangui, dan hidup berdesakan dalam keadaan yang tidak sehat di kamp sementara.

Kelompok HAM Amnesty International memperingatkan pengunduran diri Presiden Djotodia dapat memicu serangan oleh milisi Kristen atas penduduk Muslim, dan tindakan pembalasan oleh bekas pemberontak Seleka.