Puluhan ribu warga Korea Utara melangsungkan aksi unjuk rasa anti-Amerika Serikat selama akhir pekan, dan bersumpah akan melakukan balas dendam "tanpa ampun" terhadap AS, saat negara itu memperingati 73 tahun dimulainya Perang Korea, kata media pemerintah, Senin (26/6).
Lebih dari 120.000 orang berpartisipasi dalam aksi massa pada Minggu di ibu kota negara itu, kata KCNA.
Sementara perang yang berlangsung antara 1950 dan 1953 ini dipicu oleh serangan mendadak Korea Utara, para demonstran di Pyongyang menggaungkan versi pemerintah mengenai peristiwa itu. Mereka menuduh Amerika Serikat memprovokasi perang itu dan meninggalkan orang-orang Korea Utara dengan “luka yang tidak akan pernah bisa disembuhkan”.
Sementara itu di Korea Selatan, seorang pembelot Korea Utara yang kini menjadi aktivis mengatakan, ia menerbangkan balon-balon yang membawa sekitar 200.000 selebaran propaganda anti-Pyongyang dan pasokan medis COVID-19 yang melintasi perbatasan pada Minggu malam, melanjutkan usahanya selama bertahun-tahun yang sering memicu tanggapan marah dari Korea Utara.
BACA JUGA: Menhan AS Tegaskan Kembali Komitmen pada Perdamaian di Kawasan Indo-PasifikFoto-foto yang dikirim ke Associated Press oleh Park Sang-hak menunjukkan sebuah plakat dengan gambar pemimpin Korea Utara Kim Jong Un dengan pesan yang menyoroti bagaimana kakeknya, Kim Il Sung, bertanggung jawab dalam memulai Perang Korea. Korea Utara belum mengomentari aksi terbaru Park ini.
Korea Utara sangat sensitif terhadap upaya luar yang meremehkan kepemimpinan Kim dan melemahkan kendali mutlaknya atas 26 juta penduduk negara itu.
Pada aksi unjuk rasa Minggu, puluhan ribu warga Korea Utara juga menyatakan kebanggaan mereka atas perluasan program senjata nuklir dan rudal Kim, serta bersikeras menyatakan bahwa negara mereka sekarang memiliki “senjata absolut terkuat untuk menghukum imperialis AS dan kekuatan pertahanan diri yang tidak akan berani diprovokasi oleh musuh.”
Foto-foto yang diterbitkan oleh surat kabar Rodong Sinmun di Korea Utara menunjukkan sebuah stadion yang dipenuhi puluhan ribu orang yang mengenakan masker COVID-19, mengangkat tinju mereka ke udara dan memegang papan-papan protes yang berbunyi: "Mari kita basmi penjajah imperialis AS" dan "Seluruh daratan AS berada dalam jangkauan serangan kita.” [ab/uh]