Ribuan warga Kroasia pada Senin (23/12) malam turun ke jalan di ibu kota Zagreb untuk menunjukkan rasa belasungkawa terhadap para korban serangan penikaman di sebuah sekolah yang terjadi pekan lalu. Mereka menuntut langkah-langkah kemananan yang lebih baik di sekolah-sekolah.
Sebagian warga membawa lilin, sewaktu berjalan menuju ke alun-alun utama ibu kota Zagreb.
Salah seorang pengunjuk rasa mengatakan “saya kira berjalan kaki tanpa sepatah kata pun, tanpa slogan, akan mengirim pesan yang lebih besar kepada publik, ke seluruh negara ini, dan pada dunia.”
Pada hari terakhir sekolah sebelum libur Natal, Jumat (20/12) lalu, seorang remaja yang bersenjatakan pisau dengan riwayat penyakit mental masuk ke sebuah sekolah dasar di barat Kota Precko. Ia menikam beberapa siswa dan seorang guru.
Seorang anak berusia 7 tahun tewas dalam serangan itu, sementara tiga siswa lainnya dan seorang guru berusia 50 tahun luka-luka. Seluruh korban luka-luka tidak berada dalam kondisi yang membahayakan nyawa mereka, meskipun guru yang mengalami lebih dari 30 luka tusuk sempat menjalani operasi dan perawatan intensif.
BACA JUGA: Laporan Media: Lebih dari 3.100 Anak Penduduk Asli Amerika Meninggal di Sejumlah Sekolah Asrama ASPenyerang yang berusia 19 tahun ditangkap dan juga dibawa ke rumah sakit setelah berupaya bunuh diri.
Serangan di sekolah jarang terjadi di wilayah Balkan.
Meskipun demikian pada bulan Mei 2023, seorang anak berusia 13 tahun melepaskan sejumlah tembakan di sekolah dasar di Beograd, menewaskan sembilan siswa dan seorang penjaga keamanan.
Aksi unjuk rasa diadakan di Zagreb dan juga di Beograd sepanjang akhir pekan lalu untuk mendukung para korban serangan di Precko.
Insiden ini memicu perdebatan mengenai keamanan sekolah, pengaruh media sosial, dan layanan kesehatan mental, di mana banyak pihak, termasuk organisasi-organisasi pendidikan, menyerukan langkah-langkah keamanan yang lebih ketat di sekolah. [em/ka]