Lebih dari 5.000 warga di Nigeria utara telah lari ke negara-negara tetangga agar terhindar dari bentrokan antara pasukan keamanan dan pemberontak.
Badan Pengungsi PBB (UNHCR) mengatakan lebih dari 5.000 warga Nigeria telah lari ke negara-negara tetangga agar terhindar dari bentrokan antara pasukan keamanan dan pemberontak.
Juru bicara UNHCR Adrian Edwards mengatakan bahwa sejak pertengahan Januari, lebih dari 4,000 orang dari Nigeria timur laut telah lari ke Kamerun, dan 1.500 orang lainnya lari ke Niger.
Dalam keterangan singkat hari Jumat, Edward mengatakan para pengungsi telah menceritakan kisah-kisah mengerikan yang mencakup pemboman mematikan dan kebakaran yang terjadi di desa-desa mereka.
Edward mengatakan badan PBB itu mendesak negara-negara tetangga untuk tetap membuka perbatasannya bagi warga Nigeria yang mungkin membutuhkan perlindungan internasional.
Bulan Mei, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat dan menerjunkan tentara tambahan ke tiga negara bagian di timur laut untuk melawan kelompok militan Islamis Boko Haram.
Namun, serangan di kawasan itu terus berlanjut.
Hari Jumat, penduduk desa di negara bagian Borni di timur laut mengatakan dua serangan oleh terduga ekstremis Muslim, telah menewaskan 18 orang pekan ini.
Juru bicara UNHCR Adrian Edwards mengatakan bahwa sejak pertengahan Januari, lebih dari 4,000 orang dari Nigeria timur laut telah lari ke Kamerun, dan 1.500 orang lainnya lari ke Niger.
Dalam keterangan singkat hari Jumat, Edward mengatakan para pengungsi telah menceritakan kisah-kisah mengerikan yang mencakup pemboman mematikan dan kebakaran yang terjadi di desa-desa mereka.
Edward mengatakan badan PBB itu mendesak negara-negara tetangga untuk tetap membuka perbatasannya bagi warga Nigeria yang mungkin membutuhkan perlindungan internasional.
Bulan Mei, Presiden Nigeria Goodluck Jonathan mengumumkan keadaan darurat dan menerjunkan tentara tambahan ke tiga negara bagian di timur laut untuk melawan kelompok militan Islamis Boko Haram.
Namun, serangan di kawasan itu terus berlanjut.
Hari Jumat, penduduk desa di negara bagian Borni di timur laut mengatakan dua serangan oleh terduga ekstremis Muslim, telah menewaskan 18 orang pekan ini.