Ribuan warga Suriah yang melarikan diri dari kekerasan sektarian di pesisir yang dimulai seminggu lalu masih berlindung di pangkalan udara Rusia di provinsi Latakia, kata seorang pejabat Rusia pada hari Kamis.
Bentrokan antara pasukan keamanan pemerintah dan kelompok bersenjata yang setia kepada Presiden terguling Bashar Assad berubah menjadi serangan balas dendam sektarian yang menewaskan ratusan warga sipil, sebagian besar dari mereka adalah kaum Alawi, sekte minoritas asal Assad.
Ribuan orang melarikan diri melintasi perbatasan ke Lebanon, sementara yang lain berlindung di hutan atau di pangkalan udara Rusia.
Meskipun pejabat pemerintah berupaya membujuk mereka keluar dan meyakinkan mereka bahwa situasi terkendali, banyak yang menolak untuk pulang.
BACA JUGA: Dampak Mengerikan Kekerasan di Pesisir SuriahJuru bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova mengatakan dalam jumpa pers pada hari Kamis bahwa “militer kami melindungi lebih dari 8.000, menurut data kemarin, mungkin mendekati 9.000 warga Suriah, sebagian besar wanita dan anak-anak.”
Ia mengatakan bahwa “memastikan keamanan warga negara Rusia dan fasilitas Rusia di negara tersebut merupakan prioritas yang tidak perlu dipertanyakan lagi, dan kami menjaga kontak yang diperlukan dengan otoritas Suriah untuk tujuan tersebut.”
Rusia merupakan sekutu setia Assad, yang menerima suaka di negara itu setelah melarikan diri dari Suriah, tetapi telah berupaya memperbaiki hubungan dengan para mantan pemberontak yang kini memimpin negara tersebut. [lt/ka]