Rombongan Migran Menyusut setelah Trump Ancam Tutup Perbatasan

Polisi Honduras memblokir akses ke perbatasan Agua Caliente dengan Guatemala, saat migran Honduras mencoba bergabung dengan karavan migran yang menuju ke AS, di Ocotepeque, Honduras, 19 Oktober 2018. (Foto: dok).

Ribuan migran, kebanyakan dari Honduras, menumpuk di perbatasan Guatemala dengan Meksiko dalam upaya melewati wilayah itu dalam perjalanan mereka menuju Amerika Serikat. Tetapi banyak di antara mereka telah kembali ke Honduras setelah mengalami kesulitan dalam perjalanan, atau menghadapi rintangan di perbatasan Meksiko.

Presiden Amerika Donald Trump telah memperingatkan Honduras, Guatemala dan Meksiko mengenai konsekuensi apabila negara-negara itu tidak menghentikan rombongan migran tersebut. Wartawan VOA Zlatica Hoke melaporkan sebagian migran tetap bertekad untuk mencapai Amerika.

Pihak berwenang Meksiko pekan lalu memblokir rombongan migran di sebuah jembatan perbatasan antara Meksiko dan Guatemala. Namun banyak di antara migran yang kemudian berenang menyeberangi Sungai Suchiate atau menyeberang dengan rakit darurat untuk melanjutkan perjalanan mereka ke Utara.

“Kami mengambil risiko besar untuk menyeberangi sungai, dan mempertaruhkan nyawa kami karena di Honduras tidak ada peluang untuk hidup baik. Tidak ada masa depan di sana,” kata Maykol, salah seorang migran asal Honduras.

Trump memuji Meksiko karena menghalangi para migran tersebut. “Saya ingin berterima kasih kepada Meksiko. Meksiko luar biasa, karena sekarang Meksiko menghormati pemimpin Amerika Serikat,” kata Trump.

Pemerintahan Trump telah dikritik karena perlakuan kerasnya terhadap migran di perbatasan Amerika-Meksiko pada masa lalu. Mantan wakil presiden Joe Biden kembali mengangkat isu tersebut hari Minggu di Nevada.

“Apa yang sedang terjadi di Amerika? Memisahkan bayi-bayi dari pelukan ibu mereka di perbatasan? Apa yang kita lakukan? Apa jadinya kita?,” kata Mantan Wapres AS, Joe Biden.

Sewaktu berkampanye bagi para kandidat Partai Republik di bagian lain Nevada, Trump menuduh Partai Demokrat mengundang penjahat ke Amerika Serikat.

“Partai Demokrat, secara terbuka mengundang jutaan orang asing ilegal untuk melanggar hukum kita, melanggar perbatasan kita dan membanjiri negara kita. Partai Demokrat menginginkan karavan, mereka menyukai karavan,” jelas Trump.

Trump telah mengangkat hal ini sebagai isu politik dalam pemilihan paruh waktu 6 November mendatang. Ia mengancam akan memutuskan bantuan regional dan menutup perbatasan Amerika-Meksiko apabila Meksiko gagal menghentikan arus migran.

“Saya akan menutup perbatasan sebelum mereka masuk ke negara ini, dan mengerahkan militer. Bukan pasukan cadangan, tetapi saya akan mengerahkan militer,” tegas Trump.

Presiden Guatemala dan presiden Honduras mengadakan konferensi pers bersama hari Sabtu dan mengajak para migran untuk kembali ke negara mereka.

“Saya ingin meyakinkan warga Honduras bahwa kami memiliki suatu tim kerja yang akan menerima mereka, selain suatu paket tawaran dalam hal peluang, tergantung pada apa yang ingin dilakukan masing-masing warga negara,” kata Presiden Honduras Juan Orlando Hernandez.

Selain itu, Presiden Hernandez meyakinkan Amerika Serikat bahwa banyak di antara migran telah kembali.

“Sekitar 2.000, kurang lebihnya, tetapi ada angka-angka yang harus kami hitung dengan Honduras untuk memberi data yang pasti, tetapi 2.000 orang telah dipulangkan dengan selamat ke wilayah Honduras,” jelas Presiden Guatemala Jimmy Morales.

Tetapi masih banyak lagi yang bertekad untuk mencari jalan mencapai Amerika Serikat. [uh/lt]