Konvensi Nasional Partai Republik sudah berlangsung selama tiga hari, tapi di mana Ron Paul – pesaing Mitt Romney yang masih bertahan dalam pertarungan bakal calon presiden dari Partai Republik?
Hampir semua pesaing Mitt Romney dalam proses pemilihan bakal calon presiden dari Partai Republik, ikut hadir – bahkan memberi sambutan – dalam Konvensi Partai Republik di Tampa – Florida ini.
Rick Santorum misalnya, yang perolehan hasil suaranya bersaing sengit dengan Mitt Romney, ikut hadir dan memberi sambutan Selasa malam. Tetapi tidak dengan Ron Paul. Anggota Kongres dari negara bagian Texas yang sudah tiga kali mencalonkan diri sebagai calon presiden Partai Republik pada tahun 1998, 2008 dan 2012 ini, memang sempat hadir di arena konvensi Selasa siang, tapi ia tidak bersedia memberi komentar apapun, termasuk memberi sambutan pada acara ini.
Dua hal yang membuat Ron Paul menolak memberi sambutan, karena ia tidak ingin naskah sambutannya diperiksa ulang panitia dan ia tidak ingin memberi nominasi resmi kepada Mitt Romney sebagai calon presiden Partai Republik, seperti yang dilakukan tujuh bakal calon presiden lainnya sebelumnya.
“Saya tidak akan berpidato jika dua syarat itu harus dipenuhi. Dua hal itu akan membuat apa yang saya lakukan selama 30 tahun terakhir kembali ke titik nol. Saya juga tidak akan menominasikannya secara resmi sebagai calon presiden”, demikian jawabannya saat diwawancarai The New York Times Selasa malam.
Ron Paul memang tidak selalu hadir di konvensi atau berbicara, tetapi para pendukung setianya bersorak-sorai setiap namanya disebut oleh delegasi-delegasi yang melaporkan perolehan suara di negara bagian masing-masing.
Mereka juga mengecam keras peraturan baru yang dikeluarkan anggota tetap Partai Republik yang juga Ketua DPR John Boehner. Hal serupa terjadi hingga di luar konvensi. Seorang delegasi dari Arizona mengaku kecewa karena Ron Paul sama sekali tidak berbicara dalam forum ini dan menuduh panitia konvensi sengaja memblokir kehadiran Ron Paul.
Hal serupa disampaikan Deryl Young dari Georgia yang beranggapan hanya Ron Paul yang merupakan representasi suara dari kalangan konservatif yang menuntut penurunan pajak.
Ron Paul yang berusia 77 tahun merupakan salah satu bakal calon presiden tertua dalam sejarah Amerika, tetapi ia sangat popular di kalangan anak muda.
Pernyataan-pernyataan yang kontroversial seperti yang disampikannya di Universitas Florida – 26 Agustus lalu tentang defisit anggaran, atau pernyataan lain terkait pendidikan dan terus naiknya biaya kuliah, krisis ekonomi dan pengangguran, imigrasi, hukuman mati, perkawinan gay hingga soal perang di Afghanistan selalu menarik perhatian anak muda.
Yang paling menarik, Ron Paul sangat melek teknologi. Ia disebut-sebut sebagai bakal calon presiden yang paling sering berkomunikasi dengan para pendukungnya melalui dunia maya. Ini semua membuat nama Ron Paul masih akan terus dikenang anak muda, bahkan bukan tak mungkin menjadi simbol perjuangan mereka.
Rick Santorum misalnya, yang perolehan hasil suaranya bersaing sengit dengan Mitt Romney, ikut hadir dan memberi sambutan Selasa malam. Tetapi tidak dengan Ron Paul. Anggota Kongres dari negara bagian Texas yang sudah tiga kali mencalonkan diri sebagai calon presiden Partai Republik pada tahun 1998, 2008 dan 2012 ini, memang sempat hadir di arena konvensi Selasa siang, tapi ia tidak bersedia memberi komentar apapun, termasuk memberi sambutan pada acara ini.
Dua hal yang membuat Ron Paul menolak memberi sambutan, karena ia tidak ingin naskah sambutannya diperiksa ulang panitia dan ia tidak ingin memberi nominasi resmi kepada Mitt Romney sebagai calon presiden Partai Republik, seperti yang dilakukan tujuh bakal calon presiden lainnya sebelumnya.
Ron Paul memang tidak selalu hadir di konvensi atau berbicara, tetapi para pendukung setianya bersorak-sorai setiap namanya disebut oleh delegasi-delegasi yang melaporkan perolehan suara di negara bagian masing-masing.
Mereka juga mengecam keras peraturan baru yang dikeluarkan anggota tetap Partai Republik yang juga Ketua DPR John Boehner. Hal serupa terjadi hingga di luar konvensi. Seorang delegasi dari Arizona mengaku kecewa karena Ron Paul sama sekali tidak berbicara dalam forum ini dan menuduh panitia konvensi sengaja memblokir kehadiran Ron Paul.
Hal serupa disampaikan Deryl Young dari Georgia yang beranggapan hanya Ron Paul yang merupakan representasi suara dari kalangan konservatif yang menuntut penurunan pajak.
Ron Paul yang berusia 77 tahun merupakan salah satu bakal calon presiden tertua dalam sejarah Amerika, tetapi ia sangat popular di kalangan anak muda.
Pernyataan-pernyataan yang kontroversial seperti yang disampikannya di Universitas Florida – 26 Agustus lalu tentang defisit anggaran, atau pernyataan lain terkait pendidikan dan terus naiknya biaya kuliah, krisis ekonomi dan pengangguran, imigrasi, hukuman mati, perkawinan gay hingga soal perang di Afghanistan selalu menarik perhatian anak muda.
Yang paling menarik, Ron Paul sangat melek teknologi. Ia disebut-sebut sebagai bakal calon presiden yang paling sering berkomunikasi dengan para pendukungnya melalui dunia maya. Ini semua membuat nama Ron Paul masih akan terus dikenang anak muda, bahkan bukan tak mungkin menjadi simbol perjuangan mereka.