Selain ikan singa yang beracun, ular piton Burma atau sanca bodo, mungkin salah satu spesies satwa impor yang tidak disambut hangat di Florida. Absennya predator alam mengakibatkan ular piton merajalela di alam liar negara bagian Amerika itu, kantor berita AFP melaporkan.
Inilah alasan mengapa Tom Rahill setiap malam berpatroli di sekitar kawasan Everglades untuk berburu dan membunuh ular-ular piton tersebut.
“Jangan salah. Ini satwa yang cantik,” kata pria berusia 62 tahun dengan piton sepanjang tiga meter yang dia tangkap melilit di lehernya. “Lihat bagaimana cantiknya ular ini.”
“Tapi ular piton bukan tempat di sini. Ular piton mengacaukan seluruh ekosistem,” kata Rahill kepada AFP.
Rutinitas ronda malam Rahill dimulai dengan menujuk ke arah rawa-rawa yang banyak ditemui di bagian selatan Florida. Kawasan itu banyak ditemui buaya, nyamuk-nyamuk dan yang makin meningkat, ular piton.
Berasal dari Asia Tenggara, ular piton Burma sudah menjadi wabah di Florida.
BACA JUGA: Perempuan Florida Sembunyikan Anak Buaya di Dalam CelanaBinatang melata itu kemungkinan masuk sebagai hewan peliharaan pada akhir abad lalu. Mereka lalu menyebar ke Everglades dan kemudian berkembang biak seperti layaknya di habitat alaminya.
Anjing, kucing, rakun, burung, tupai, kelinci dan bahkan buaya kecil: semuanya menjadi santapan ular piton.
Sebuah studi pada 2015 yang dilakukan oleh Universitas Florida dan diterbitkan oleh Royal Society menunjukkan bahwa dalam waktu 11 bulan, ular-ular itu sudah memusnahkah 77 persen populasi kelinci rawa yang dilepas di kawasan Everglades untuk keperluan studi.
Rahill adalah satu dari 25 kontraktor yang disewa oleh Program Pemberantasan Piton yang diluncurkan pada 2017 oleh Dinas Pengelolaan Air Florida Selatan. Program itu bertujuan untuk “membunuh dengan manusiawi” ular yang bisa meremukkan badan korbannya.
Para kontraktor mendapat hadiah $50 atau sekitar Rp 717.400 bila menangkap ular dengan panjang minimal 1,2 meter dan tambahan $25 untuk yang berukuran lebih panjang dari 1,2 meter.
Komisi Konservasi Margasatwa dan Perikanan Florida (FWC) punya program terpisah. Program itu memberikan imbalan $200 atau Rp 2,87 juta untuk membasmi sarang reptil eksotik itu.
Anne Gordon Vega juga melakukan perburuan piton pada malam hari untuk FWC.
"Putra-putra saya berpikir saya orangnya keras. Tapi mereka sangat bangga terhadap saya," kata perempuan berusia 60 tahun tersebut.
Dia mengaku keluarganya berpikir pilihan aktivitas malamnya memang tidak lazim.
"Mereka kaget sekali ketika tahu ini yang saya lakukan malam hari ketika mereka, Anda tahu, menikmati kenyamanan ruang berpendingin udara dan menonton Netflix. Sementara saya berkeliaran di luar, di Everglades." [ft/dw]