Mata uang Rusia – rubel – hari Senin (29/12) diperdagangkan enam persen lebih rendah dari dolar Amerika setelah Rusia mengatakan ekonominya membaik bulan November lalu, yang pertama sejak tahun 2009.
Laporan ekonomi Rusia meramalkan penurunan lebih tajam yaitu empat persen tahun depan, jika harga rata-rata minyak dunia per barel mencapai 60 dolar.
Rusia sangat terpukul dengan anjloknya harga minyak mentah yang menjadi kunci penting ekspornya, dan akibat sanksi-sanksi yang diberlakukan Barat atas tindakannya di Ukraina.
Dalam wawancara dengan National Public Radio NPR yang disiarkan hari Senin (29/12), Presiden Amerika Barack Obama mengatakan tekanan sanksi akan membuat ekonomi Rusia begitu rentan sehingga penurunan harga minyak ssaja bisa membuat ekonominya sulit bangkit.
Presiden Obama menambahkan bahwa sebelum anjloknya harga minyak dunia pun, ekonomi Rusia sudah menunjukkan tanda-tanda penurunan.
Sanksi-sanksi terhadap Rusia telah menghalangi investasi asing dan mempersulit perusahaan-perusahaan Rusia melakukan peminjaman uang dari sumber-sumber Barat.