Rudal Houthi Hantam Tel Aviv

Layanan darurat Israel bekerja di lokasi serangan rudal yang, menurut militer Israel, diluncurkan dari Yaman dan mendarat di Jaffa, selatan Tel Aviv, Israel, 21 Desember 2024. (Foto: Itai Ron/Reuters)

Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, menyatakan bahwa mereka menggunakan rudal balistik yang diarahkan ke "target militer musuh Israel."

Pemberontak Houthi yang didukung Iran menembakkan rudal dari Yaman yang menghantam kota pusat bisnis Israel, Tel Aviv, pada Sabtu (21/12) dini hari. Serangan itu melukai 16 orang dan menjadi yang kedua dalam beberapa hari terakhir.

Rudal itu menyasar kawasan permukiman di Tel Aviv dan membuat banyak penduduk terpaksa mengungsi pada Sabtu dini hari. Militer Israel mengakui tidak berhasil mencegat rudal tersebut.

Houthi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut, menyatakan bahwa mereka menggunakan rudal balistik yang diarahkan ke "target militer musuh Israel."

Houthi acap melakukan serangan rudal terhadap Israel sebagai bentuk solidaritas dengan Palestina sejak perang di Gaza berkobar lebih dari setahun yang lalu. Namun, sebagian besar rudal itu berhasil dicegat.

Pasukan Houthi baru berdiri dalam unjuk rasa mengenang Hassan Nasrallah dan mendukung Palestina di Sanaa, Yaman, 4 Oktober 2024. (Foto: Reuters)

Sebagai balasannya, Israel menyerang beberapa target yang dikuasai Houthi di Yaman, termasuk pelabuhan dan fasilitas energi di wilayah.

"Sirene berbunyi di Israel tengah beberapa saat lalu, dan sebuah proyektil yang diluncurkan dari Yaman teridentifikasi, tetapi upaya intersepsi gagal," ujar militer Israel melalui saluran Telegramnya.

Dalam pernyataan terpisah, militer menyebut serangan rudal itu sebagai "contoh nyata lainnya dari warga sipil Israel yang sengaja menjadi sasaran".

Magen David Adom (MDA), layanan medis darurat Israel, mengatakan 16 orang mengalami luka ringan akibat serangan tersebut.

BACA JUGA: Serangan Udara Israel Hantam Yaman

Kelompok Houthi menyatakan serangan itu dilakukan sebagai aksi solidaritas dalam mendukung warga Palestina. Mereka bertekad pada Sabtu untuk terus melancarkan operasi "hingga agresi dihentikan dan blokade di Jalur Gaza dicabut."

Serangan ini terjadi dua hari setelah kelompok pemberontak tersebut meluncurkan rudal ke Israel yang menyebabkan sebuah sekolah hancur.

Israel mengklaim rudal tersebut berhasil dicegat, tetapi serpihannya menghantam sekolah itu.

Israel kemudian melancarkan serangan balasan terhadap beberapa lokasi Houthi di Yaman, termasuk di Ibu Kota Sanaa, serangan pertama Israel yang menyasar ibu kota yang berada di bawah kendali pemberontak.

Asap mengepul dari lokasi serangan udara Israel di pembangkit listrik Haziz di selatan Sanaa, Yaman, Kamis, 19 Desember 2024. (Foto: AP)

"Musuh Israel menargetkan pelabuhan di Hodeida dan pembangkit listrik di Sanaa, dan agresi Israel mengakibatkan sembilan warga sipil menjadi martir," kata pemimpin pemberontak Abdul Malik al-Huthi dalam pidato panjang yang disiarkan oleh TV pemberontak Al-Masira.

Setelah membalas serangan pada Kamis, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu memperingatkan Houthi bahwa tindakan mereka akan mendapatkan konsekuensi berat.

"Setelah Hamas, Hizbullah, dan rezim [Bashar al-] Assad di Suriah, Houthi hampir menjadi lengan terakhir yang tersisa dari poros kejahatan Iran," katanya dalam sebuah pernyataan.

BACA JUGA: Netanyahu Incar Iran setelah Taklukkan Hamas, Hizbullah, dan Suriah

"Houthi akan belajar dengan cara yang sulit bahwa mereka yang menyerang Israel akan membayar dengan harga yang sangat mahal," ancam Netanyahu.

Sebelumnya, pada 9 Desember, sebuah drone yang diklaim oleh Houthi meledak di lantai atas sebuah bangunan tempat tinggal di Kota Yavne, Israel bagian tengah, tetapi tidak memakan korban jiwa.

Pada Juli, serangan pesawat nirawak yang dilancarkan oleh pihak Houthi di Tel Aviv menewaskan seorang warga sipil Israel, yang kemudian memicu serangan balasan Israel di Pelabuhan Hodeidah. [ah]