Serangan rudal Rusia yang mematikan yang terjadi Senin (10/10) menghantam Ibu Kota Ukraina, bagian dari rentetan 75 rudal yang diluncurkan ke Ukraina, menurut militer negara itu. Serangan itu merupakan dari apa yang dibanggakan oleh Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai “serangan besar-besaran” terhadap Ukraina sebagai tanggapan atas serangan destruktif baru-baru ini terhadap jembatan yang menghubungkan Krimea ke daratan Rusia.
Polisi Kyiv mengatakan sebagian besar serangan menghantam pusat kota, menewaskan sedikitnya lima orang dan melukai 12 lainnya. Rudal melanda area yang sibuk, termasuk taman dan tempat-tempat wisata.
Selain Kyiv, ledakan juga dilaporkan terjadi di Kota Lviv (Ukraina barat), Kota Dnipro (Ukraina tenggara) dan Kota Kharkiv (Ukraina timur). Militer Ukraina mengatakan telah menembak jatuh 56 target udara Rusia.
Militer Ukraina mengatakan Rusia meluncurkan rentetan 84 rudal jelajah dan 24 pesawat tak berawak, menghantam sedikitnya 14 wilayah di negara itu. Sebagian besar serangan di Kyiv menghantam pusat kota, menewaskan sedikitnya enam orang dan melukai 12 lainnya di daerah berpenduduk, termasuk taman dan lokasi wisata. Ukraina mengatakan sedikitnya lima orang tewas dan lebih dari 50 lainnya terluka di tempat-tempat lain di negara itu.
Ledakan juga dilaporkan di beberapa daerah lain, termasuk Lviv, kota di Ukraina barat, Dnipro di Ukraina Tengah, dan Kharkiv, di Ukraina timur. Militer Ukraina mengatakan pihaknya menembak jatuh 41 rudal Rusia.
Presiden AS Joe Biden dan sekutu Barat segera mengutuk serangan itu dan bertekad akan terus mengirim persenjataan ke pasukan Kyiv untuk membantu menangkis invasi Moskow, yang sekarang memasuki bulan kedelapan.
BACA JUGA: Uni Eropa Kecam Upaya Rusia Caplok Pembangkit Nuklir ZaporizhzhiaBiden mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa peluncuran rudal terbaru Rusia itu “sekali lagi menunjukkan kebrutalan perang ilegal Putin terhadap rakyat Ukraina.”
“Serangan-serangan ini semakin memperkuat komitmen kami untuk berdiri bersama rakyat Ukraina selama yang diperlukan,” kata Biden. “Bersama sekutu dan mitra-mitra kami, kami akan terus membebankan biaya pada Rusia atas agresinya, meminta pertanggungjawaban Putin dan Rusia atas kekejaman dan kejahatan perangnya, dan memberikan dukungan yang diperlukan bagi pasukan Ukraina untuk membela negara dan kebebasan mereka.”
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen mengatakan dia “terkejut dengan serangan keji di kota-kota Ukraina. Rusia di bawah Putin sekali lagi menunjukkan kepada dunia apa artinya: kebrutalan dan teror.”
Targetkan Daerah Sipil
Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy mengatakan Rusia menarget daerah sipil serta pembangkit listrik di seluruh negeri, hendak menimbulkan "kepanikan dan kekacauan" dan menghancurkan sistem listrik Ukraina. Dia mengatakan akan tampil dalam pertemuan mendesak G7 dan membahas situasi itu dengan Kanselir Jerman Olaf Scholz dan Presiden Prancis Emmanuel Macron. Jerman mengatakan pertemuan itu akan berlangsung pada Selasa.
Putin mengatakan pada pertemuan Dewan Keamanannya bahwa serangan itu menarget infrastruktur energi, militer, dan komunikasi Ukraina. Serangan itu, imbuh Putin, menanggapi serangan Sabtu terhadap jembatan yang menghubungkan Rusia ke Krimea.
"Jelas bahwa dinas rahasia Ukraina memerintahkan, mengatur, dan melakukan serangan teroris untuk menghancurkan infrastruktur sipil Rusia yang penting," kata Putin.
Pejabat Ukraina tidak mengklaim tanggung jawab atas serangan yang menyebabkan runtuhnya sebagian Jembatan Kerch, yang selama ini menjadi rute pasokan utama untuk operasi Rusia di Ukraina selatan.
Putin mengatakan setiap "serangan teroris" yang berkelanjutan oleh Ukraina di Rusia akan dihadapi dengan respons yang “tegas dan proporsional”.
Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa Josep Borrell mengaku "sangat terkejut" akan serangan Rusia terhadap Kyiv dan kota-kota lain.[ka/ab] [lt/jm]