Swiss menjadi tuan rumah pertemuan para anggota Dewan Keamanan PBB di Jenewa, Senin (26/8), untuk berkomitmen lagi pada hukum humaniter internasional, dengan menggambarkan konteks global yang “mengkhawatirkan” yang ditandai oleh lebih dari 120 konflik bersenjata. Rusia adalah satu-satunya anggota yang absen.
Swiss, satu dari ke-15 anggota Dewan, menyelenggarakan pertemuan informal untuk memperingati Konvensi Jenewa yang ditandatangani 75 tahun lalu setelah Perang Dunia II di kota itu untuk membatasi kebiadaban perang.
“Saya menyerukan agar kita meningkatkan respek terhadap Konvensi Jenewa hingga ke tingkat prioritas politik utama,” kata Menteri Luar Negeri Swiss Ignazio Cassis dalam pertemuan yang dihadiri utusan dari berbagai negara, termasuk 14 ari 15 anggota Dewan Keamanan PBB.
Ketika ditanya mengenai absennya Rusia, ia mengatakan bahwa semua anggota diundang untuk bersama-sama memikirkan tentang hukum humaniter internasional tetapi kehadiran mereka tidak wajib.
Utusan Rusia di New York menggambarkan pertemuan itu sebagai “membuang-buang waktu.”
“Kami percaya bahwa Dewan Keamanan seharusnya berfokus pada hal-hal yang lebih penting daripada melakukan perjalanan keliling Eropa,” kata Deputi Wakil Tetap Rusia di New York Dmitry Polyanski dalam pesan yang dikirim oleh misi diplomatik Rusia di Jenewa.
Rusia, satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan selain AS, Prancis, Inggris dan China.
Pada pertemuan tersebut, ketua Komite Palang Merah Internasional Mirjana Spoljaric menyebut Konvensi Jenewa “berada di bawah tekanan,” mengacu pada konflik Gaza serta Ukraina.
Rusia meluncurkan lebih dari 100 rudal dan sekitar 100 drone penyerang di Ukraina pada hari Senin, menewaskan sedikitnya lima orang dan menghantam fasilitas-fasilitas energi. [uh/ab]