Empat jurnalis Rusia diajukan ke pengadilan di Moskow pada Rabu (2/10), atas dakwaan keterlibatan dalam sebuah kelompok “ekstremis”, setelah pihak berwenang menuduh mereka bekerja untuk organisasi yang sudah dilarang dari mendiang pembangkang, Alexei Navalny.
Kasus-kasus terhadap Antonina Favorskaya, Sergei Karelin, Konstantin Gabov dan Artem Kriger menyoroti posisi jurnalis yang semakin genting di Rusia, di mana kelompok-kelompok kebebasan pers mengatakan, puluhan jurnalis kini berada dalam tahanan.
Setelah sekitar 30 menit persidangan dibuka di pengadilan, hakim mengabulkan permintaan untuk mengusir media dan pengunjung selama sisa persidangan, berdasarkan sebuah surat dari departemen kontra ekstremisme, dari kementerian dalam negeri, yang mengatakan bahwa pendukung Navalny sedang mempersiapkan sebuah “provokasi”.
Outlet berita independen, Mediazona mengutip Kriger yang menyatakan kepada hakim sebelum para jurnalis diperintahkan keluar ruangan: “Ini adalah sesuatu yang sudah lama terjadi. Beginilah cara mereka melakukannya dalam rejim totaliter.”
Masing-masing jurnalis menghadapi ancaman hingga enam tahun penjara jika terbukti bersalah. Mereka tidak ditawari untuk mengaku tidak bersalah atau bersalah pada bagian sidang yang terbuka untuk pers.
Para jaksa mengatakan, para jurnalis ini telah membuat materi untuk saluran YouTube Yayasan Anti Korupsi Navalny, yang dilarang di Rusia karena dianggap sebagai “salah satu agen asing” dan sebuah organisasi ekstremis.
BACA JUGA: Tiga Pengacara Mendiang Pemimpin Oposisi Rusia DiadiliGabov dan Karelin adalah jurnalis lepas yang bekerja untuk sejumlah organisasi berita, termasuk masing-masing Reuters dan The Associated Press. Seorang juru bicara Reuters mengatakan, Gabov sesekali bekerja untuk kantor berita tersebut antara akhir 2022 hingga awal 2024 sebagai produser berita.
“Kami tidak mempercayai dakwaan terhadap dia dalam kaitan apapun terhadap kerja lepasnya di Reuters. Reuters sangat berkomitmen untuk kebebasan pers dan menentang penangkapan dan penahanan setiap jurnalis untuk alasan apapun terkait dengan pelaporan berita,” kata juru bicara itu.
“Jurnalis harus bebas untuk melaporkan berita atas kepentingan publik tanpa takut adanya pelecehan ataupun bahaya, di manapun dia berada.”
Sementara kantor berita AP mengatakan, saat penangkapan Karelin pada April lalu, mereka sangat prihatin dengan penahanannya. AP tidak merespon dengan segera untuk permintaan berkomentar lebih jauh pada Rabu.
Favorskaya dan Kriger, keduanya bekerja untuk SOTAVIsion, sebuah outlet media independen yang juga dituduh sebagai agen asing. Favorskaya merekam video terakhir Navalny ketika hadir dalam sidang pengadilan pada 15 Februari 2024, satu hari sebelum dia tiba-tiba meninggal di koloni penjara Arktik atau Kutub Utara. Dia ditangkap pada Maret, dan Kriger ditangkap pada Juni.
Rusia telah meningkatkan tekanan terhadap jurnalis domestik dan asing sejak negara itu memulai perang di Ukraina. Menurut kelompok kebebasan pers internasional, Reporters Without Borders, 34 jurnalis dan enam pekerja media lain saat ini ada dalam tahanan di Rusia.
Pihak Kremlin tidak memberikan komentar untuk setiap kasus hukum tersebut, dan mengatakan bahwa ini adalah peradilan untuk menegakkan hukum Rusia. Pemerintah telah mencap pendukung Navalny sebagai pembuat masalah untuk mengobarkan revolusi dan mengacaukan Rusia. [ns/lt]