Rusia Bantah Ubah Sikapnya Terkait Situasi Suriah

Wamenlu Rusia Mikhail Bogdanov (Foto: dok). Kemenlu mengeluarkan pernyataan yang menyatakan bantahan atas pernyataan Wamenlu Bogdanov terkait Presiden Suriah Bashar al-Assad, Jum'at (14/12).

Kementerian Luar Negeri Rusia membantah bahwa seorang diplomat tinggi Rusia mengatakan Presiden Suriah Bashar al-Assad kehilangan kendali atas negaranya.
Kementrian luar negeri Suriah mengatakan kebijakan Moskow mengenai Suriah belum berubah, setelah seorang diplomat tingkat tinggi negara itu dikutip mengatakan bahwa oposisi Suriah kemungkinan menang dalam usahanya menyingkirkan Presiden Bashar al-Assad.

Kementerian itu mengatakan, Jumat (14/12), Wakil Menteri Luar Negeri Mikhail Bogdanov belum mengeluarkan pernyataan atau melangsungkan wawancara khusus dengan wartawan selama beberapa hari terakhir mengenai Suriah.

Hari Kamis (13/12), media Rusia mengutip Bogdanov yang mengatakan Assad semakin kehilangan kontrol atas wilayah negaranya, dan bahwa kemenangan oposisi kemungkinan terjadi. Itu merupakan kali pertama Rusia, sekutu kuat Suriah, mengakui bahwa pemerintah Suriah mulai runtuh dalam perlawanannya selama hampir dua tahun menentang pasukan anti-pemerintah.

Namun kementerian luar negeri Rusia mengatakan, pernyataan Bogdanov itu sebetulnya merujuk pada pernyataan-pernyataan oposisi Suriah dan para pendukung asingnya yang meramalkan kemenangan yang segera atas rezim di Damaskus. Kementerian itu mengatakan, Bogdanov membuat pernyataan itu ke sebuah lembaga penasehat Kremlin yang sedang membahas isu-isu di Timur Tengah dan Afrika Utara.

Moskow dan Beijing telah berulangkali menghalangi usaha-usaha Dewan Keamanan PBB untuk menyelesaikan krisis Suriah.

Amerika hari Kamis (13/12) memuji Rusia karena menyadari kenyataan dengan mengakui tanda-tanda awal jatuhnya rejim Suriah. Para analis menganggap pernyataan diplomat itu sebagai upaya Rusia untuk mulai memposisikan diri bagi kekalahan Assad.