Menurut seorang anggota Kongres Amerika, pengungkapan bahwa akun terkait Rusia membayar ribuan dolar untuk memuat iklan politik di Facebook semasa kampanye pemilihan presiden di Amerika tahun lalu, boleh jadi hanyalah bagian kecil dari satu peristiwa besar.
Rusia juga mungkin menggunakan media sosial lain seperti Twitter dan Google, kata wakil ketua Komite Intelijen Senat Tom Warner dari Fraksi Demokrat dalam konperensi keamanan di Washington hari Kamis.
Ia mengatakan media sosial banyak digunakan untuk menyebarkan pengaruh, bahkan lebih besar dari radio dan televisi. Bangsa Amerika harus tahu, katanya, jika ada konten yang disponsor asing menyusup ke dalam proses pemilihan mereka.
Seterusnya ia mengatakan, ia ingin media sosial lain seperti Twitter melakukan investigasi serupa dan membagi hasilnya.
Penyelidikan internal oleh Facebook yang dirilis hari Rabu mendapati ada 470 akun yang ditelusuri berasal dari satu organisasi berbasis di St Petersburg yang memasang sekitar 3.000 iklan untuk 100 ribu dolar dari bulan Juni 2015 sampai Mei 2017.
Facebook menjelaskan, meskipun tidak langsung menyebut pemilihan atau nama calon manapun, namun umumnya menyebarkan isu-isu sosial yang memecah seperti imigrasi, hubungan rasial dan pengendalian senjata.
Facebook mengatakan, penyelidikan lebih jauh mengungkapkan ada 2.200 iklan berbiaya sekitar 50 ribu dolar yang mungkin berasal dari Rusia, termasuk iklan yang dibayar oleh institusi dengan alamat Amerika tetapi dengan gaya bahasa Rusia.
Semua akun yang dipertanyakan ini sudah ditutup.
Kepala security Facebook Alex Stamos mengatakan, perusahaan kini bekerjasama dengan penyelidikan yang dilakukan Federal. Penyelidik khusus Robert Mueller kini sedang menyelidiki campurtangan Rusia dalam pemilihan di Amerika serta kemungkinan adanya kordinasi antara Rusia dengan rekan-rekan Presiden Donald Trump. [al]