Tepat di luar pameran senjata dua tahunan Abu Dhabi, di dalam sebuah tenda besar, Rusia memperdagangkan senjata-senjatanya, mulai dari senapan serbu Kalashnikov hingga sistem rudal, meski menghadapi sanksi dari Barat akibat perangnya di Ukraina.
Menjelang peringatan satu tahun invasi Rusia ke Ukraina Jumat mendatang, dipersilakannya Rusia oleh Uni Emirat Arab untuk ikut serta dalam Pameran dan Konferensi Pertahanan Internasionalnya menunjukkan cara negara Jazirah Arab itu berusaha untuk tetap merangkul Moskow sambil menyeimbangkan hubungannya dengan Barat.
Uang Rusia terus mengalir ke pasar real estat Dubai yang menjadi incaran, dengan terus dibukanya jalur penerbangan Uni Emirat Arab dan Moskow setiap hari, memberikan akses langka bagi warga Rusia yang melarikan diri dari wajib militer serta kalangan elit negara itu di tengah perang yang berlanjut.
Departemen Keuangan AS mengkhawatirkan jumlah uang Rusia yang mengalir ke negara itu.
BACA JUGA: Menlu AS Blinken Peringatkan Menlu China Wang Yi agar Tak Bantu Rusia di UkrainaMeski tidak diakui secara langsung dalam pameran tahun ini, jejak perang Rusia di Ukraina tetap dapat terlihat di mana-mana di lokasi pameran hari Senin (20/2).
Pengunjung harus keluar dari gedung Pusat Pameran Nasional yang luas dan berjalan melintasi jembatan layang ke area luar ruangan untuk mencapai tenda pameran Rusia.
Pihak berwenang Rusia menunda jurnalis kantor berita Associated Press memasuki tenda mereka saat sebuah acara sedang berlangsung, tanpa memberi penjelasan pada awalnya.
Sekitar satu jam kemudian, jurnalis AP melihat Menteri Perdagangan dan Industri Rusia Denis Manturov keluar dari tenda tersebut. Manturov dikenai sanksi oleh AS dan Inggris.
Di dalam, sebuah video memamerkan kekuatan sistem rudal permukaan-ke-udara milik Rusia, senjata yang juga digunakan saat ini untuk menyerang kota-kota di Ukraina.
Tenaga penjual menunjukkan senapan serbu Kalashnikov ke sejumlah tentara Emirat.
Di luar tenda, Russian Helicopters memamerkan beberapa pesawat sipilnya yang diapit oleh perempuan-perempuan muda yang mengenapan topi pilot berwarna perak.
Sementara itu, pasukan Angkatan Darat AS memamerkan contoh rudal anti-tank Javelin, di mana pengunjung yang penasaran boleh menembakkannya melalui simulasi komputer.
Angkatan Darat AS juga memamerkan persenjataan rudal Patriot di luar gedung pameran. Persenjataan itu digunakan pasukan AS di medan perang untuk pertama kalinya setelah puluhan tahun pada 2022, untuk membantu pertahanan Abu Dhabi dari serangan para pemberontak Houthi Yaman yang didukung Iran.
Sementara itu, Israel juga menampilkan kontingen penuh perusahaan senjatanya untuk pertama kalinya sejak Uni Emirat Arab mengakui Israel secara diplomatik pada 2020. [rd/ka]